Perempuan Terbukti Topang Ekonomi Masyarakat

Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (KPPPA) pada tahun 2013 silam, Indonesia memiliki lebih dari 55,2 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dari seluruh data tersebut, sebagian besar pelaku UMKM adalah industri rumahan dengan kontributor utamanya adala perempuan, baik sebagai pemilik usaha maupun tenaga kerja. 

"Keterlibatan peran perempuan di semua bidang pembangunan itu penting, karena baik perempuan maupun laki-laki mewakili kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat dari pembangunan," ujar Dr Sulikanti Agusni MSc, Deputi Bidang Pengarustamaan Gender Bidang Ekonomi, KPPPA dalam konferensi pers Anugerah Kepemimpinan Perempuan Indonesia di kantornya, Senin (30/3/2015). 

Pada kesempatan yang sama, Dr E Kristi Poerwandari MHum, psikolog gender dan Wakil Ketua Program Pascasarjana Program Studi Kajian Gender Universitas Indonesia menjelaskan, perempuan harus memiliki peran aktif dalam memperkuat ketahanan ekonomi keluarga serta masyarakat. 

Berdasarkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) data survei angkatan kerja nasional tahun 2012 silam, TPAK perempuan di perkotaan sebesar 48,67 dan di pedesaan sebesar 54,13 persen. Sementara itu, perbandingan TPAK perempuan lebih rendah dibanding laki-laki, yakni 51,39 persen dan 84,42 persen. 

Oleh karena itu, pihaknya bersama KPPPA dan Standard Chartered Bank Indonesia menyelenggarakan acara Anugerah Kepemimpinan Perempuan Indonesia kepada delapan orang pemimpin perempuan yang memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi keluarga dan masyarakat. Penghargaan akan diberikan dalam empat kategori, yakni pemerintahan, korporasi, koperasi dan UMKM, serta LSM. Penganugerahan akan dilakukan pada Selasa, 31 Maret 2015 di Jakarta.