Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Citra Sebuah "Fashion Brand" Berpengaruh terhadap Pangsa Pasar

Kompas.com - 13/04/2015, 09:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com - Kini, beberapa perancang busana kenamaan dunia yang selama ini fokus pada rancangan busana wanita semakin banyak yang melirik pasar busana untuk pria. Pasar fashion untuk pria saat ini dinilai potensial dan prospektif mendatangkan laba untuk jangka waktu yang relatif panjang.

Menurut Ruth Bernstein, pendiri agen strategi brand Yard, saat ini terjadi semacam pergeseran budaya dalam hal peran jender dan citra dalam gaya, yang menciptakan kesempatan bagi brand untuk menjajakinya. "Mulai dari meningkatnya jumlah wanita yang memegang jabatan penting di pasar tenaga kerja hingga semakin banyaknya pria yang menyelami sisi sensitif mereka," ujar Bernstein. 

Akan tetapi, di Amerika Serikat khususnya, nama brand dan asosiasinya terhadap jender masih menjadi tantangan tersendiri bagi sebuah fashion brand wanita untuk menjajaki pasar fashion pria. Sementara itu, pada saat bersamaan fashion brand pria, seperti misalnya Band of Outsiders dan Rag & Bone, sukses menjajaki pasar fashion wanita.

"Para pria biasanya berhati-hati dalam hal fashion. Menurut saya, akan sulit bagi fashion brand wanita untuk memikat para konsumen pria. Bahkan jika Anda melihat brand seperti Coach, memang terdengar uniseks, namun lebih condong sebagai brand untuk wanita. Para pria lebih hipersensitif tentang bagaimana sebuah brand yang mereka pakai merepresentasikan diri mereka," ungkap Michael Williams, pencipta A Continuous Lean, blog yang cukup berpengaruh tentang busana pria.

Bernstein memandang brand yang memiliki nuansa nama feminin kuat, seperti misalnya Tory Burch, akan menghadapi tantangan yang lebih besar saat menjajal kategori produk fashion pria. Ini bukan hal yang mengejutkan, sebab fashion brand pria teratas saat ini memiliki nama yang sangat maskulin, seperti Ralph Lauren, Diesel, Hugo Boss, ataupun Tommy Hilfiger. 

Meskipun demikian, hal semacam ini tidak terjadi di pasar Eropa. Para pria Italia atau Perancis, misalnya, tidak terlalu mengkhawatirkan citra dan nuansa nama sebuah fashion brand. Menurut Fflur Roberts, kepala riset barang mewah di kantor riset pasar Euromonitor International, fashion brand wanita bisa sukses menjajal pasar fashion pria, asalkan mereka memiliki rancangan yang tepat. 

"Jika brand mengaplikasikan pola kualitas yang sama pada produk wanita ke produk pria, maka konsumen pria pasti akan membelinya," jelas Roberts.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com