Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Setahun, Wanita Habiskan 10 Hari dengan Marah-marah

Kompas.com - 17/04/2015, 19:10 WIB
Kontributor Female, Agustina

Penulis

KOMPAS.com – Momen paling mengganggu bagi kaum wanita adalah menjelang menstruasi. Pasalnya, masa-masa tersebut terjadi fluktuasi hormon yang mempengaruhi emosi dan sikap wanita terhadap lingkungan sekitar.

Ternyata, fenomena dan kebiasaan tersebut menarik perhatian sejumlah peneliti. Hasilnya, mereka menyimpulkan bahwa dalam setahun, jika digabungkan, ketidakstabilan emosi wanita mencapai 10 hari.

Emosi yang tidak stabil ini mencakup suka tiba-tiba ngambek, marah, sedih, dan mogok bicara.

Penelitian menyurvei 1.000 wanita dan 1.000 pria, lalu menemukan bahwa sepertiga partisipan wanita mengaku bahwa kebiasaan dan kelakuan pasangan yang sering memicu emosi mereka.

Rata-rata, kata peneliti, wanita bisa habiskan waktu lima jam sehari dengan mood yang buruk. Namun, menurut partisipan pria, lebih dari lima jam, bahkan bisa delapan jam sehari.

Kemudian, setengah dari partisipan wanita mengatkan jam empat sore merupakan waktu paling sibuk sehingga membuat perasaan mereka jadi lebih sensitif.  Satu dari 10 wanita terus terang menuturkan bahwa kebiasaan cepat kesal dan marah semakin memburuk seiring usia.

Untuk menetralisasi emosi yang sedang kurang baik tersebut, para partisipan wanita memperbaikinya dengan shopping, olahraga, cokelat, dan wine. Sebab, empat hal tersebut memiliki “keajaiban” dalam membuat suasana hati lebih bahagia dan riang.

“Suasana hati atau mood adalah barometer dari kehidupan manusia,” ujar Sally Brown, Psychotherapist. “Penelitian ini membuktikan bahwa pria dan wanita berpotensi mengalami mood jelak. Namun, yang menarik adalah bagaimana mereka menghadapinya dengan cara yang berbeda,” imbuh Brown.

Lebih lanjut, Brown menjelaskan bahwa saat mood kurang bersahabat, wanita memilih melakukan “me time” tanpa gangguan. Sementara itu, pria yang sedang mengalami mood buruk mengandalkan pasangan untuk mengalihkan stres dan meningkatkan rasa bahagia.

“Hal lain yang menarik dari hasil penelitian ini adalah 23 persen partisipan menjawab bahwa hubungan bersama pasangan menjadi sumber stres dan mood buruk,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com