Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2015, 13:32 WIB
Oleh Iriel Parmato

KOMPAS.com - Perempuan dan dunia digital. Secara kasat mata, dua variabel itu semacam berjarak. Dominasi pemikiran patriarkal membuat perempuan menjadi warga negara kelas dua di dunia digital. Lalu, bagaimana perempuan dan dunia digital bisa berkolaborasi dengan baik dan memiliki spotlight sama dengan laki-laki?

Dominasi laki-laki di industri teknologi memang cukup kuat. Bukan hanya global, namun lokal pun juga mengalami hal sama.

Sebuah artikel di Forbes menunjukkan bahwa sebanyak 80 persen investasi yang diberikan untuk perusahaan teknologi yang didirikan/dipimpin oleh laki-kaki. Adapun sisa 20 persennya barulah diperuntukkan bagi perusahaan yang dipimpin/didirikan oleh perempuan.

Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki memang belum habis untuk terus diperjuangkan. Meski dunia semakin modern dan akses informasi semakin mudah, perjuangan itu masih terus berjalan.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Silicon Valley mengatakan bahwa hanya ada 6,5 persen perusahaan yang dipimpin oleh perempuan dan hanya 1,3 persen perusahaan yang founder-nya adalah perempuan. Di Indonesia sendiri pun belum banyak perempuan mendapatkan spotlight dunia digital.

"Yang paling penting dari perempuan adalah bagaimana mengasah ketertarikan, mengembangkan rasa ingin tahu dan banyak melihat hasil perkembangan teknologi," ujar Ollie Salsabeela, salah seorang "srikandi" digital Indonesia, yang juga dikenal sebagai penulis dan Chief Marketing Officer Nulisbuku.com.

Ollie melanjutkan, bahwa perempuan juga harus tahu dan mengerti impact yang dirasakan oleh komunitas dari perkembangan teknologi tersebut.

Perempuan dan berkarya

Kesan yang sulit dimengerti. Boleh jadi, itu yang pertama kali menjadi impresi dunia teknologi bagi perempuan. Padahal, sebenarnya, semuanya sama saja dengan bidang lain yang menurut orang sangat dekat dengan perempuan. Sebut saja fashion, misalnya. Kesemuanya hanya persoalan memutar mind set dan menumbuhkan semangat untuk berkarya.

Berada di industri yang (kata orang) masih didominasi laki-laki, membuat perempuan harus memiliki stand point tersendiri. Salah satu hal sederhana adalah melalui sebuah tulisan.

Seorang filsuf Prancis, Julia Kristeva, mengatakan bahwa perempuan berkarya dengan satu value yang disebut dengan feminine writing. Kristeva menyebut hal itu sebagai value tambahan yang tidak dimiliki laki-laki.

elevenia.co.id Ollie Salsabeela, salah seorang
Penggabungan logika dan insting hanya dimiliki oleh perempuan. Dalam berkarya, rasa pada karya perempuan lebih terasa. Tak ayal, hal ini merambah ke berbagai hal dengan unsur perempuan di dalamnya, termasuk dalam memimpin sebuah perusahaan.

Memang, meskipun pada penelitian Sillicon Valley hanya 6,5 persen perusahaan digital yang dipimpin perempuan, namun perusahaan yang dipimpin oleh perempuan bisa menghasilkan untung 35 persen lebih besar dibandingkan perusahaan di bawah pimpinan laki-laki. Itulah sebabnya, perempuan harus meninggalkan keraguan dan menumbuhkan rasa percaya diri untuk masuk ke dunia digital.

"Perempuan Indonesia harus bisa menunjukkan karyanya dalam bidang apapun, terutama dunia digital. Kita harus mulai bisa menentukan hal yang ingin kita tunjukkan kepada dunia," ujar Ollie.

"Buatlah visi yang besar namun mulailah dengan aksi kecil yang bisa segera dijalankan. Create small victories, starting now,"  ujar Ollie.

Karena itulah, jika perempuan berkarya dengan rasa dan logika, maka mari taklukkan dunia digital dalam genggaman rasa!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com