Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikah dengan Dokter, Risiko Bercerai Lebih Tinggi?

Kompas.com - 03/05/2015, 19:21 WIB
Kontributor Female, Agustina

Penulis

KOMPAS.com — Pada ranah medis di dunia Barat, ada sebuah guyonan satire yang mengatakan bahwa menikah dengan dokter akan membuat seseorang menyandang status janda atau duda.

Lelucon tersebut di atas ternyata membuat gerah Anupam B Jena, seorang asisten profesor yang bergelut pada industri health care policy di Harvard Medical School. Akhirnya, untuk membuktikan kebenaran mengenai tingkat perceraian yang tinggi pada profesi dokter, Jena pun menghelat sebuah survei dan studi.

Jena dan beberapa koleganya meneliti 48.881 dokter, 10.086 dokter gigi, 159.044 suster, 18.920 karyawan eksekutif di rumah sakit, 59.284 pengacara, dan 6.339.610 pegawai lain non-dokter serta non-karyawan medis. Tujuannya, Jena ingin secara valid menunjukkan bahwa guyonan dokter rentan bercerai tidak benar.

Hasil studi yang digelar oleh Jena ini menunjukkan bahwa risiko perceraian pada profesi dokter terbilang sama dengan mereka yang menggeluti profesi lainnya.

Menurut studi Jena, profesi dokter memiliki angka perceraian yang lebih rendah ketimbang pengacara. Berdasarkan sampel yang digunakan oleh Jena, tercatat hanya 22 persen dokter yang bercerai. Angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan 28 persen pengacara. Selebihnya, perceraian paling tinggi, sebanyak 32 persen, terjadi pada mereka yang bekerja di industri medis, tetapi bukan dokter. Kemudian, perceraian pada profesi lain di luar ranah medis cenderung lebih tinggi, yakni 37 persen.

Jena juga menemukan bahwa perceraian lebih banyak terjadi pada dokter wanita daripada dokter pria. Namun, penemuan ini juga berlaku pada para wanita dengan profesi lain yang bukan dokter.

Jena mengatakan bahwa saat seorang wanita bekerja lebih dari 40 jam selama satu pekan, pernikahan mereka lebih mudah goyah dan berakhir dengan perceraian. Namun, kondisi serupa tidak terjadi pada pria yang bekerja dengan total waktu yang sama.

Kemudian, Jena yang juga seorang dokter dan menikah dengan istri yang berprofesi sebagai ahli radiologi menuturkan, perceraian terjadi bukan karena pasangan menjalani profesi tertentu.

“Perceraian bukan karena profesi Anda dokter, pengacara, dan lainnya. Perceraian terjadi disebabkan pasangan tidak bisa menyeimbangkan antara waktu kerja dan kehidupan rumah tangga. Anda harus memiliki prioritas. Jika Anda telah memiliki anak, anak adalah prioritas utama,” ujar Jena.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com