Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Beraktivitas "Outdoor," Jangan Lupakan Tabir Surya

Kompas.com - 23/05/2015, 07:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com - Sebagai wanita modern, aktivitas kini tidak hanya dilakukan di dalam ruangan. Sebagian wanita pun kini melakukan pekerjaan di luar ruangan atau outdoor. Selain itu, aktivitas liburan pun kerap kali dilakukan di alam terbuka, seperti pantai, pegunungan hinga kunjungan wisata kawasan perkotaan.

Berbagai kegiatan luar ruangan memang berpotensi membuat kulit terpapar sinar matahari, apalagi dalam jangka waktu yang lama. Akibatnya, kulit akan memerah, iritasi, terbakar, bahkan dapat menimbulkan sensasi panas. Akan tetapi, masih banyak yang belum sepenuhnya menyadari pentingnya melindungi kulit dari sengatan sinar matahari tersebut.

"Kulit merupakan organ tubuh terbesar manusia. Kalau bicara organ itu, persepsinya adalah jantung atau paru-paru, namun kulit juga merupakan organ, bahkan yang terbesar. Kalau kita merawat kulit dengan baik, maka tubuh akan senantiasa kuat," ujar dr Astrid MSi, seorang dermatolog dalam acara peluncuran Dewi Sri Surya Majapahit Natural Sun Care Series di Martha Tilaar Center, Kamis (21/5/2015).

Dr Astrid menjelaskan, ada cahaya-cahaya yang tidak kasat terlihat mata, seperti sinar matahari, yang dibagi atas UVA dan UVB. Cahaya yang tidak terlihat mata tersebut malah dapat membahayakan tubuh, terutama kulit. Baik sinar UVA maupun UVB, keduanya memiliki bahaya yang sama. Namun UVA lebih berisiko karena dapat menembus hingga lapisan dermis atau lapisan terdalam kulit.

Terpapar sinar UVB, menurut dr Astrid, dapat menyebabkan kulit terbakar atau yang biasa disebut sunburn. Akan tetapi, penetrasi sinar UVA lebih dalam, sehinggga hasilnya adalah kulit kemerahan dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, sinar UVA pun dapat mengganggu organ kulit lebih dalam, sehingga berbagai masalah pada kulit dapat terjadi, mulai dari keriput hingga kanker kulit.

"Sunblock atau tabir surya diciptakan untuk mencegah sengatan cahaya tersebut. Cara paling mudah menghindari sunburn adalah dengan menggunakan topical cream, seperti sunblock atau yang mengandung SPF. Kedua, kenakan topi atau busana lengan panjang. Semua itu adalah proteksi terhadap diri sendiri dari paparan sinar matahari," ujar dr Astrid.

Dr Astrid mengingatkan, bahwa cahaya matahari mencapai puncak paling panas adalah pada pukul 9 pagi hingga 12 siang, ditandai dengan sinar yang berwarna kuning. Semakin silau cahayanya, berarti energi pancarannya akan semakin besar. Cahaya matahari di sore hari cenderung tidak terlalu panas, yang berarti energinya lebih kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com