Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Operasi Pembesaran Payudara Tengah Digemari oleh Kaum Remaja

Kompas.com - 27/05/2015, 16:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com — Banyak cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap citra tubuh, salah satunya adalah dengan melakukan operasi plastik. Tidak hanya wajah, payudara pun merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering "diperbaiki" oleh wanita.

Dulu, rekonstruksi estetika payudara lebih banyak dijalani oleh para wanita berusia matang, minimal 40 tahun. Sekarang, prosedur ini telah merambah para remaja.

Alasan umum yang paling sering diutarakan oleh para remaja yang melakukan operasi estetika payudara adalah ingin meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi masalah yang terkait dengan citra tubuh mereka.

Di Amerika Serikat, jumlah prosedur operasi pembesaran payudara sudah meningkat sebanyak tiga kali lipat dalam kurun waktu 1997 hingga 2013 lalu. Data tersebut diperoleh dari laporan American Society for Aesthetic Plastic Surgery. Pada tahun 2010 saja, setidaknya 4.600 prosedur pembesaran payudara dilakukan terhadap pasien remaja.

Mengapa fenomena ini terjadi? Awalnya, remaja yang memiliki payudara besar dikaitkan dengan pubertas yang datang pada usia terlalu dini, obesitas, hingga peningkatan hormon. Namun, prosedur operasi yang semakin aman, tidak meninggalkan bekas luka, dan proses tanggungan asuransi yang semakin baik membuat jumlah pembesaran payudara di kalangan remaja semakin meningkat dari tahun ke tahun.

"Saya melihat pasien berusia 12 tahun dan mendekati 18 tahun sering merasa sakit hati (karena citra tubuh). Ini bukan hanya soal kecemasan remaja. Mereka tidak memiliki kualitas hidup yang sama, dan ini masalah besar," ungkap dr Brian Labow dari Boston Children's Hospital, Amerika Serikat.

Labow menjelaskan, para pasien remaja yang melakukan operasi pembesaran payudara akan merasa sangat bahagia setelah memiliki bentuk payudara yang menurut mereka lebih baik. "Saya bisa katakan 99 persen dari mereka sangat bahagia luar biasa. Ini adalah tingkat kepuasan yang sangat tinggi di antara para pasien ini," imbuh Labow.

Namun, perlu disadari bahwa operasi pembesaran payudara memiliki serangkaian risiko. Luka permanen di area dada, kehilangan sensitivitas puting, hingga kehilangan kemampuan untuk menyusui merupakan beberapa efek samping yang dapat timbul seusai menjalani operasi. Dalam beberapa kasus langka, payudara malah dapat kembali ke bentuk semula.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com