Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curiga Seorang Anak Alami Penganiayaan, Apa yang Harus Anda Lakukan?

Kompas.com - 16/06/2015, 16:05 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com – Kasus pembunuhan sadis yang terjadi pada Angeline (8) sangatlah memilukan hati setiap orang yang mendengarnya. Bagaimana mungkin seorang ibu tega menyakiti anak yang belum memiliki kekuatan dan kemampuan melindungi diri sendiri.

Pemberitaan mengenai kasus tersebut berkembang hingga hadir fakta yang menyatakan bahwa sebelum dibunuh, ternyata Angeline sering menerima perlakukan kasar dan penganiayaan dari ibu serta petugas keamanan di rumahnya.

Fakta ini semakin kuat dengan pernyataan dari guru sekolah yang menuturkan bahwa dia sering melihat luka lebam dan bekas pukulan di tubuh Angeline. Mendengar kenyataan ini membuat kita berpikir, mengapa pihak sekolah tidak mengambil tindakan atau setidaknya melaporkan kecurigaan mereka pada pihak berwajib?

Melalui uraian ini, kami ingin memberikan beberapa kiat dari Susan Heitler, Ph.D, jika Anda mencurigai ada seorang anak kecil yang mendapatkan perilaku kasar dan penganiayaan:

1. Bersikap baik pada anak yang dianiaya
Heitler menyebutkan, mengenai sebuah penelitian yang digelar beberapa tahun lalu. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa sikap baik dari seseorang yang lebih dewasa membuat anak yang mengalami tindakan kekerasan merasa lebih nyaman dan motivasi positif pada diri si anak. Selain itu, sikap dan perilaku yang baik menimbulkan rasa percaya anak pada Anda. Alhasil, dia bisa lebih terbuka untuk menceritakan hal-hal buruk yang terjadi padanya.

2. Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah
Jelaskan pada anak bahwa tindakan kekerasan dan perilaku aniaya yang dialami bukan kesalahannya, karena dia adalah korban. Hal ini sangat penting untuk dijelaskan pada si anak. Sebab, tidak sedikit anak yang menjadi korban kekerasan dan penganiayaan merasa bahwa itu adalah kesalahannya.

3. Segera laporkan pada pihak berwenang
Jika Anda merasa yakin dengan intuisi yang mengatakan bahwa anak tersebut memang mendapatkan perilaku kasar dan penganiayaan, jangan buang-buang waktu segeralah menghubungi dinas sosial, pemuka agama, dokter, pihak sekolah, atau pihak berwajib untuk mengintervensi tindak kekerasan yang Anda lihat pada anak.

Heitler mengatakan bahwa kiat yang dia uraikan tersebut di atas tak sepenuhnya mudah untuk diterapkan. Pasalnya, anak korban kekerasan dan penganiayaan tidak bisa langsung terbuka untuk menceritakan penderitaannya. Hal ini semakin kompleks jika pihak yang dicuriga sebagai tersangka adalah keluarga sendiri.

Namun, semua kendala itu bukan berarti tidak bisa dipatahkan dengan pendekatan yang lebih sensitif dan kontiniyu. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan dan penganiayaan membutuhkan seseorang yang bisa mereka percaya dan menciptakan rasa tenang dalam pikiran mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com