Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2015, 16:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com — Coba Anda ingat-ingat, berapa kali dalam sehari Anda mengecek kotak masuk atau inbox e-mail Anda? Apakah lebih dari lima kali atau 10 kali dalam sehari? Kalau Anda sering mengecek inbox e-mail, Anda tampaknya perlu berhati-hati karena bisa saja Anda mengidap sindrom kecemasan.

Sebuah studi yang digelar situs My.com menunjukkan bahwa 90 persen orang mengaku terlalu obsesif dalam mengecek e-mail. Sebanyak 70 persen responden mengaku mengecek akun e-mail adalah hal pertama yang dilakukan pada pagi hari, 27 persen responden mengalami kurang tidur karena hal yang berhubungan dengan inbox e-mail, dan hampir 10 persen responden mengecek e-mail setelah bercinta.

Sebuah studi terpisah pun menguak rata-rata frekuensi online seseorang sepanjang hari dalam seminggu. Warga Inggris saja, misalnya, mengecek ponsel mereka 50 kali dalam sehari. Di samping itu, kini pun muncul istilah nomophobic atau ketakutan untuk tidak memiliki ponsel dalam genggaman.

Mengecek e-mail melalui ponsel dalam frekuensi yang sering sama saja dengan Anda menyatakan kesanggupan untuk bekerja 24 jam sehari. Para peneliti meyakini bahwa kebiasaan ini akan menghancurkan produktivitas, yang akhirnya membuat Anda menjadi agresif dan lelah dalam kehidupan profesional maupun pribadi.

"Ketika cahaya lampu dipadamkan, tubuh mulai memproduksi hormon melatonin yang membantu Anda tidur. Telah terbukti bahwa cahaya yang memendar dari ponsel atau layar komputer mengganggu siklus tidur Anda. Artinya, tubuh tidak memproduksi melatonin dalam jumlah yang cukup. Akhirnya, waktu tidur pun berkurang, yang menyebabkan sulit berkonsentrasi dan tubuh memproduksi terlalu banyak adrenalin," ujar Eva Speakman, seorang psikoterapis.

Speakman memaparkan, gangguan tidur adalah sebuah penyiksaan serius. "Tubuh membutuhkan waktu untuk istirahat dan memperbaiki diri. Ada kala saat hari terasa berat ketika bekerja. Jika Anda tetap melakukan itu (kebiasaan mengecek e-mail sebelum tidur), tubuh Anda akan kelelahan," ujarnya.

Menurut Speakman, kebiasaan mengecek e-mail dalam frekuensi yang sering merupakan insyarat bahwa kita senang untuk disukai dan diinginkan. Namun, lanjutnya, bekerja dan tersedia selama 24 jam seminggu bukanlah tanda kerja dengan efisiensi, melainkan sebuah tanda kecemasan.

"Ini masalah kepercayaan diri. Jika Anda percaya dan yakin bahwa Anda bekerja dengan baik, buat apa Anda mengirim e-mail kepada seseorang pada pukul 10 malam ketimbang menunggu sampai keesokan paginya? Ini malah menunjukkan bahwa Anda merasa tidak cukup bekemampuan dan terlalu khawatir tentang pandangan orang lain tentang Anda," tutur Speakman.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com