Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2015, 14:01 WIB

KOMPAS.com -- Bali memang terkenal dengan nilai budaya yang tinggi. Salah satu yang menjadi daya tarik adalah pesta pernikahan adat Bali. Upacara adat Bali yang dikenal juga dengan upacara pawiwahan bertujuan untuk melahirkan keturunan yang akan meneruskan jalannya kehidupan di dunia.

Keseluruhan prosesi berlangsung begitu hikmat dan indah, tidak heran jika momen ini pasti diabadikan oleh fotografer wedding di Bali. Biasanya prosesi ini tidak terbuka bagi umum. Bagi Anda yang berkesempatan untuk menyaksikannya secara langsung, maka Anda sungguh beruntung.

Mapesedek
Tahap pertama ini merupakan kunjungan awal keluarga mempelai pria ke rumah keluarga mempelai wanita dengan maksud memberitahukan bahwa mempelai pria ingin mempersunting mempelai wanita. Setelah mendapatkan jawaban dari keluarga mempelai wanita, keluarga mempelai pria lalu mengundurkan diri kemudian berkonsultasi dengan pendeta tentang persiapan upacara pernikahan.

Makta Penangsek
Keluarga mempelai pria berkunjung ke keluarga mempelai wanita dengan membawa sejumlah bingkisan. Mulai dari canang pengraos yang berisi buah-buahan serta seperangkat pakaian dan makanan. Pada tahap ini kedua calon mempelai juga melakukan prosesi tukar cincin. Setelah upacara ini selesai, mempelai wanita dipingit sampai tiba hari penjemputan tiba.

Ngambil Pengantin Istri
Setelah bersembahyang di pura keluarga, mempelai pria dan keluarganya berangkat dan menjemput mempelai wanita. Kemudian, kedua mempelai duduk bersama di hadapan kedua orangtua mereka dan juga para kelian banjar dan bendesa desa pakraman setempat untuk mendapatkan wejangan. Pada kesempatan ini, Kelian banjar dari kediaman mempelai pria menerima kehadiran mempelai wanita sebagai warga baru di banjarnya. Mempelai wanita kini secara resmi sudah menjadi warga di banjar mempelai pria.

Ngayab Pabiya Kaon
Sebagai upacara penyambutan mempelai wanita di kediaman mempelai pria, prosesi ini adalah upacara pensucian diri dari berbagai unsur negatif yang mungkin menyertai kedua mempelai. Biasanya dilangsungkan di halaman kediaman mempelai pria.

Mekalan-kalan
Kedua mempelai melakukan sejumlah kegiatan simbolik antara lain melakukan jual-beli sejumlah barang layaknya di pasar. Puncak prosesi ini adalah ketika mempelai pria menusukkan keris ke selembar tikar kecil dari daun pandan yang dipegang oleh mempelai wanita. Kedua mempelai lalu mengangkat sumpah di hadapan pendeta untuk hidup bersama dengan direstui dan disaksikan oleh keluarga kedua belah pihak dan sejumlah kerabat. Pada upacara ini maka sudah sah sebagai suami dan istri.

Masih ada tahap selanjutnya yakni widi widana, mepejati, dan ngayap. Ketiganya merupakan serangkaian upacara penyujian diri dan permohonan restu kedua mempelai kepada keluarga dan Sang Hyang Widhi Wasa. (Andwi F. Larasati/Bridestory.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com