Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adakah Risiko Negatif Saat Bayi Menyusui dengan Botol Dot?

Kompas.com - 31/07/2015, 14:05 WIB
Silvita Agmasari

Penulis


KOMPAS.com - Botol dot selama ini menjadi salah satu alat andalan para ibu untuk memberikan susu pada anak. Namun, di balik kemudahan serta sisi praktisnya, ternyata botol dot sebenarnya memiliki resiko negatif pada bayi.

Seperti yang disebutkan oleh  Mia Sutanto, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Anak (AIMI) dalam konferensi pers di Bloeming, FX Sudirman, Jakarta (30/7/2015), 
resiko seperti gigi depan yang lebih maju, sariawan serta cairan yang masuk ke paru-paru dapat disebabkan oleh dot dari bahan karet untuk menyusui tersebut.

Tak hanya itu, produk botol susu dan dot yang tak sesuai standar pemerintah juga dapat membahayakan kesehatan bayi.

"Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa saat bayi sudah terlanjur mengenal sebuah dot dan botol penampung susunya, mereka lebih memilih menggunakan alat tersebut daripada mendapatkan langsung dari payudara," ujar Mia. Hal tersebut menurut Mia terjadi lantaran mekanisme yang dianggap lebih mudah saat menyusui dengan botol dot. Pada akhirnya bayi akan menolak saat ditawarkan menyusui langsung dari payudara. 

Padahal menyusui langsung dari payudara lebih memiliki banyak keuntungan. Selain terhindar dari resiko negatif penggunaan dot dari bahan karet yang kadang kurang steril, juga dapat mempererat hubungan ibu dan sang bayi sendiri. Kandungan ASI pun dianggap lebih lengkap dan lebih bergizi untuk dikonsumsi bayi ketimbang susu formula. 

Selain keuntungan untuk para bayi, ibu yang menyusui juga dapat terhidar dari berbagai penyakit seperti diabetes, osteopotosis, kanker payudara, serta bisa membantu menurunkan bobot tubuh pasca-melahirkan dengan cepat. Mia Sutanto juga memberi alternatif lain saat pemberian ASI pada anak. Para Ibu dapat menggunakan cangkir kecil atau pipet untuk bayi secara perlahan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com