Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Keunggulan Produk Kecantikan Kini Mulai Tak Dipercaya

Kompas.com - 03/08/2015, 11:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber allure.com


KOMPAS.com -
Anda pasti mengetahui bahwa iklan produk kecantikan seringkali menyertakan beberapa klaim tentang pengujian maupun keunggulan produk tersebut. Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui pandangan para konsumen tentang klaim produk kecantikan. Hasilnya, klaim tersebut seringkali tidak dipercaya keabsahannya.

Studi ini dipublikasikan pada Journal of Global Fashion Marketing. Para peneliti melakukan pengujian terhadap 289 iklan dan memisahkan klaim menjadi tiga kategori, yakni produk yang menyertakan kalimat "tidak diuji terhadap satwa" atau "no animal testing", "direkomendasikan oleh pakar kulit," dan "teruji secara klinis."

Setelah itu, satu grup yang terdiri atas tiga orang panelis wanita dipilih sebagai representasi rerata konsumen diminta untuk menilai iklan-iklan tersebut. Penilaian didasarkan kepada pandangan mereka apakah klaim tersebut "dusta" atau "kelalaian" maupun "samar" atau "dapat diterima."

Hasilnya, studi tersebut menemukan bahwa secara umum hanya 18 persen dari klaim iklan-iklan tersebut yang dianggap dapat diterima. Ketiga panelis juga merasa curiga dengan klaim ilmiah produk kecantikan yang ada. Apabila satu produk mengklaim bahwa produknya lebih baik dibanding produk lain, kecurigaan pun akan meningkat.

Menurut para peneliti, pengujian terhadap tren ini menunjukkan bahwa klaim yang menunjukkan superioritas dianggap sebagai klaim yang tidak benar. Adapun klaim yang bersifat ilmiah dianggap samar. Sementara itu, klaim terkait lingkungan, seperti tidak dilakukan pengujian terhadap satwa dipandang lebih baik.

"Selama 30 tahun terakhir ada keyakinan fundamental yang dipegang oleh pengiklan bahwa para wanita cenderung lebih emosional, sehingga apapun yang dicantumkan pada iklan harus sensitif dan emosional. Namun, konsumen saat ini lebih sinis, sehingga rancangan semacam ini tidak dapat lagi bekerja dengan baik," tutur Jie Fowler, asisten profesor bidang pemasaran di Valdosta State University, Georgia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com