Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Tanpa Sadar Orangtua Bisa Permalukan Anak di Dunia Maya

Kompas.com - 10/08/2015, 20:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Parenting

KOMPAS.com - Kemajuan teknologi yang dirasakan saat ini membuat apa saja mungkin dilakukan di dunia maya, termasuk mendisiplinkan anak. Belakangan sering ditemui perilaku orangtua yang mengunggah foto atau video dalam rangka mendisiplinkan buah hati mereka. Namun, tidak jarang juga orangtua mengunggah foto atau video yang malah mempermalukan anak.

Misalnya, seorang ibu mengunggah video yang memarahi anak perempuannya karena mengunggah foto yang tak sesuai di akun Facebook sang anak. Ada pula ibu yang mengunggah foto anak laki-lakinya saat rambutnya dipangkas layaknya kakek-kakek karena bertingkah nakal. Beberapa pihak menyatakan unggahan-unggahan seperti itu adalah cara kreatif untuk mendisiplinkan anak.

Menurut Dr Gail Gross Ph.D Ed.D M.Ed, seorang pakar perkembangan anak dan keluarga, tindakan orangtua yang mempermalukan anak dengan cara apapun adalah tindakan yang tidak disarankan. Ketimbang mempermalukan anak, orangtua seharusnya menjadi pelindung anak.

"Orangtua yang mempermalukan anak telah mencederai hal-hal dasar pengasuhan anak. Mempermalukan anak akan merusak kepercayaan anak terhadap orangtua mereka. Ini akan berdampak pada masalah permanen yang mendera anak sepanjang hidup," ujar Dr Gross.

Selanjutnya, Dr Gross mengungkapkan, setiap hubungan dalam kehidupan berdasarkan pada pola perilaku semasa kanak-kanak. Ia menjelaskan, mempermalukan anak dapat mengubah perkembangan anak dan menempatkan tekanan yang tidak semestinya pada otak.

"Kecemasan dan depresi yang dialami di kemudian hari saat remaja atau dewasa dapat berasal dari insiden dimana anak dipermalukan saat kecil. Beberapa anak bahkan mengalami gangguan stres pasca-trauma setelah dipermalukan orangtua, atau yang lebih parah lagi adalah bunuh diri," jelas Dr Gross.

Biasanya, tindak mempermalukan anak dilakukan orangtua sebagai upaya membatasi perilaku nakal anak. Meskipun demikian, Dr Gross menganggap tindakan tersebut sebagai tindakan tak terkendali dan tidak dewasa yang dilakukan orangtua.

Ketimbang mempermalukan anak, ada baiknya orangtua secara rutin menyisihkan waktu untuk berbincang dengan anak. Pilihlah lokasi netral di rumah, seperti ruang keluarga dan bukan kamar, sehingga tidak ada pihak yang menyudutkan atau disudutkan. Selain itu, beri anak kesempatan yang sama untuk bicara. Orangtua pun perlu mendengarkan pendapat anak.

"Jaga kontak mata saat bicara. Orangtua harus menekankan pada anak untuk mengutarakan perasaaannya. Gunakan ungkapan positif sebagai pujian. Ciptakan konsekuensi atas perilaku nakal," saran Dr Gross.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com