Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berat Badan Bertambah karena Sering Bertengkar dengan Pasangan

Kompas.com - 27/08/2015, 13:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com -- Dalam hubungan asmara maupun pernikahan, pertengkaran dan selisih paham kerap terjadi antara Anda dengan pasangan. Otomatis, pertengkaran pun seringkali membuat Anda merasa stres. Namun, tahukah Anda bahwa pertengkaran dengan pasangan pun mampu merusak pola makan dan diet?

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Clinical Psychological Science menemukan bahwa stres dan pertengkaran dalam pernikahan mampu meningkatkan nafsu makan Anda. Akhirnya, berat badan pun tidak terelakkan akan bertambah.

Penelitian tersebut dilakukan oleh para ahli dari University of Delaware dan Ohio State University, Amerika Serikat. Mereka meneliti interaksi 43 pasangan yang telah menikah setidaknya selama tiga tahun dengan cara merekam kegiatan makan bersama.

Di samping itu, para peneliti juga membincangkan masalah yang dialami para pasangan tersebut dalam hubungan yang dijalani selama ini. Selama perbincangan berlangsung, para peneliti mengobservasi bagaimana para pasangan berkomunikasi, tingkat kebencian, dan bahkan detil sederhana seperti gestur memutar bola mata.

Para peneliti juga menggunakan tes darah untuk mengecek kadar hormon baik responden wanita maupun pria sebelum dan sesudah perbincangan. Pun berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, dan pola diet juga diteliti secara saksama.

Hasilnya, pasangan yang menunjukkan tanda-tanda stres dalam pernikahan dilaporkan mengalami peningkatan hormon ghrelin yang memicu nafsu makan. Peningkatan ini terjadi setelah berargumen dan pola diet pun menjadi buruk. Namun, hal ini hanya terjadi pada responden yang memiliki indeks massa tubuh normal hingga kelebihan berat badan.

Studi tersebut memaparkan pula bahwa kondisi ini kemungkinan memberikan implikasi kesehatan negatif dalam jangka panjang. Stres dan pertengkaran dalam pernikahan dapat menyebabkan perilaku makan yang buruk atau bahkan obesitas.

"Hormon ghrelin tidak hanya mendorong Anda untuk makan. Ghrelin juga menciptakan keinginan akan jenis makanan tertentu, terutama yang tinggi kadar gula, lemak, dan garam," jelas Lisa Jaremka, asisten profesor departemen psikologi University of Delaware.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com