Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2015, 17:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com - Anda yang secara rutin menggunakan jasa transportasi kereta rel listrik (KRL) commuter line pasti mengenal kereta khusus wanita yang kadang ada di rangkaian paling depan dan paling belakang kereta. Ternyata beberapa negara pun menerapkan sistem kereta khusus wanita untuk mengurangi risiko pelecehan seksual terhadap penumpangnya.

Nah, negara mana saja yang memiliki rangkaian kereta khusus untuk wanita, seperti halnya di Indonesia? Mengutip situs The Telegraph, berikut lima negara yang memilikinya.

1. Brazil

Pada tahun 2006 lalu, hadir rangkaian khusus wanita di kereta komuter dan metro di Rio de Janeiro. Namun, berdasarkan laporan surat kabar nasional O Globo, ternyata kehadiran rangkaian kereta khusus wanita ini tidak dihargai oleh penumpang pria, sehingga para pria tetap masuk ke dalam rangkaian kereta tersebut.

Pada tahun 2013, hal tersebut masih saja terjadi. Selain itu, seringkali tidak ada satu pun penjaga di dalam rangkaian khusus wanita itu. Masalah lain adalah salah satu penumpang wanita pernah mencoba untuk meminta seorang pria meninggalkan rangkaian khusus wanita, namun sang pria menjadi agresif.

2. Jepang

Rangkaian kereta khusus wanita pertama kali diperkenalkan di Jepang tahun 2000 sebagai salah satu cara menghentikan tindak pelecehan seksual. Delapan operator kereta api swasta dan dua perusahaan kereta bawah tanah menghadirkan kereta yang dapat dikenali dengan stiker bertuliskan "Khusus Wanita" berwarna merah muda dalam bahasa Jepang dan Inggris.

Kebijakan ini amat disambut positif lantaran banyaknya kasus pelecehan seksual namun hanya sedikit wanita yang melaporkannya. Selain itu, para pria pun menyambut hadirnya kereta khusus ini karena mereka seringkali dituduh melakukan pelecehan seksual. Kereta khusus wanita kini hadir di kota Tokyo dan Osaka, serta sesak dipenuhi penumpang wanita pada pukul tujuh hingga sembilan pagi.

3. Meksiko

Kota Mexico City memperkenalkan rangkaian kereta metro untuk wanita dan anak-anak pada tahun 2000 silam. Kehadiran kereta ini pun disambut hangat oleh warga. Sekarang, setiap kereta memiliki beberapa rangkaian pertama yang dikhususkan bagi penumpang wanita, sementara rangkaian kereta sisanya untuk penumpang campuran.

Gerakan ini pun diperluas dengan hadirnya "Taksi Merah Muda," yakni taksi-taksi khusus untuk wanita, dimana pengemudinya pun wanita dan dilengkapi tombol darurat serta peralatan rias.

4. Mesir

Sistem perkereta apian metro di kota Kairo memiliki kereta dengan rangkaian khusus wanita yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 2007 silam. Saat itu, Mesir mulai mengalami tanda-tanda awal permasalahan tindak pelecehan seksual.

Meskipun para wanita sudah memiliki rangkaian khusus untuk mereka sendiri, namun masih saja ada keluhan tentang minimnya tempat duduk dan penumpang pria yang memaksa masuk ke dalam rangkaian untuk wanita tersebut. Namun, kereta ini begitu dicintai oleh banyak perusahaan untuk memasarkan produknya khusus untuk wanita, seperti tisu dan aksesori rambut.

5. India

India telah memperkenalkan kereta-kereta yang dilengkapi rangkaian khusus wanita di kota New Delhi, Bombay, Kalkuta, dan Chennai. Kereta ini mudah dikenali karena hadir dengan warna yang mencolok. Ketika kereta berhenti, petugas menghalau para penumpang pria yang akan masuk ke rangkaian khusus wanita. Jika para pria memaksa masuk, mereka akan dikenai denda atau digiring ke kantor polisi.

Pada tahun 2010, sekumpulan penumpang wanita yang marah dengan kehadiran penumpang pria di rangkaian khusus wanita memaksa para pria tersebut untuk melakukan sit up sebagai hukuman. Permasalahan nekatnya penumpang pria untuk masuk ke rangkaian khusus wanita ini pun mendorong hadirnya taksi khusus wanita di Delhi dan direkrutnya pengemudi bus wanita pertama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com