Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2015, 19:28 WIB
Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com –- Dua hari belakangan ini pemberitaan mengenai curhat Titania Aurelie Nurhermansyah (17) yang mengaku sedih karena sulit untuk bertemu dengan ibu kandungnya, Krisdayanti atau KD, lebih kurang selama lima bulan, ramai diberitakan di sejumlah media.

Ternyata, curhatan Aurelie yang dituturkan lewat akun Instagram-nya, @aurelie.hermansyah, ditanggapi oleh KD, juga lewat akun Instagram, @krisdayantirl. Kemudian, merasa sedih membaca kalimat yang dituliskan sang ibu, putra bungsu KD dan Anang Hermansyah, Azriel Akbar Hermansyah, ikut membalas dengan curahan hati yang dia sampaikan pada akun Instagramnya, @ azriel_l.

Pada zaman modern seperti sekarang ini, berkomunikasi dan menyampaikan pesan lewat media sosial memang sudah bukan sesuatu yang luar biasa. Pasalnya, nyaris semua orang melakukan hal tersebut.  

Namun, apabila pesan yang dituliskan di media sosial itu sangat personal dan menyangkut hubungan antara ibu dan anak, apakah hal yang demikian masih dianggap lazim?

“Di era digital seperti sekarang, berkomunikasi lewat media sosial, sudah bukan hal yang luar biasa. Ini hal umum yang kita lihat sehari-hari,” ujar Nana Gerhana, M.Psi, Psikolog di RS Royal Progress Jakarta.

Menurut Nana, kelaziman ini tidak selamanya berdampak positif pada kehidupan seseorang. Sebab, pesan yang disampaikan lewat tulisan, relatif tidak efektif dibandingkan langsung dibicarakan tatap muka.

“Pesan lewat tulisan lebih susah dipahami. Apakah itu serius atau sindiran? Jadinya, bisa salah pengertian,” imbuh Nana.

Oleh karena itu, Nana menyarankan agar kita berkomunikasi di media sosial secara bijak dan jangan terpancing emosi saat membaca atau melihat hal-hal yang tidak kita suka.

“Jika media sosial menciptakan konflik, apalagi antara ibu dan anak, sebaiknya segera diselesaikan dengan bertemu langsung. Saya sarankan ada kehadiran mediator yang menyayangi  kedua belah pihak. Jadi, masalah tidak semakin tajam. Sebaliknya, saling damai dan memaafkan,” urainya.

Terakhir, Nana menegaskan bahwa mediator yang terpilih untuk menengahi konflik antara ibu dan anak ini adalah seseorang yang benar-benar menyayangi mereka. Tujuannya, tentu saja untuk meredakan masalah dan menyelesaikannya dengan bijak.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com