Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia Aksesori asal Kebumen yang Diburu Pedangang Timur Tengah

Kompas.com - 19/09/2015, 15:05 WIB
Silvita Agmasari

Penulis


KOMPAS.com --
Jenitri mungkin masih asing untuk sebagian orang Indoneisa, terutama bagi yang tinggal di daerah perkotaan. Namun, bagi penduduk Kebumen, Jenitri merupakan sumber penghasilan yang mendatangkan pundi-pundi rezeki.

Dalam kunjungan Kompas Female ke Pusat Latihan Usaha Terpadu, yang berlokasi di Jalan A.Yani, Sempor, Kebumen, Jawa Tengah. Ternyata, jenitri adalah salah satu kerajinan tangan yang cukup menarik dan laris di mancanegara.

Jenitri sebenarnya adalah nama tanaman yang konon bibitnya dibawa olehseorang pedagang India, yang kemudian menitipkannya pada seorang penduduk Kebumen untuk ditanam dan dikembangkan.

Daya jual Jenitri yang tinggi membuat semakin banyak penduduk Kebumen yang menanam pohon jenitri dan dibudidayakan sebagai kerajiann aksesori khas setempat.

Umumnya, Jenitri dibuat menjadi tasbih atau rosario. Sigit, Deputi Program Martha Tilaar Grup mengungkapkan bahwa satu tahun belakangan Jenitri Kebumen banyak diincar oleh para pelancong asal Timur Tengah.

"Katanya jenitri disini (Kebumen) lebih halus," ujar Sigit.

Para pedagang asal Timur Tengah, kata Sigit, sengaja datang ke Kebumen demi mendapatkan karya perajin lokal untuk dijual kembali di negara mereka masing-masing.

Kemudian, dia juga menjelaskan bahwa akhirnya Jenitri ini tak hanya dibuat menjadi alat berdoa, melainkan juga aksesori lain yang menjadi buah tangan khas Kebumen, seperti gantungan kunci, gelang, cincin, sampai tempat tisu.

Harga yang dibanderol untuk satu untai Jenitri khas Kebumen sangat beragam, mulai dari Rp 8.000 sampai dengan Rp 450.000. Hebatnya, biji jenitri ini dapat bertahan selama 200-300 tahun. Ada pula yang mempercayai bahwa biji jenitri bisa bertahan hingga delapan keturunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com