Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Ekspor Jaket Batik untuk Pria Mencapai Rp 125 Miliar

Kompas.com - 02/10/2015, 14:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com - Keindahan dan ciri khas wastra batik sudah tersohor hingga ke mancanegara. Warna dan motif Batik memberikan keistimewaan tersendiri di tengah-tengah produk mode lainnya. Oleh karena keunikan dan minat internasional, produk batik pun telah diekspor ke berbagai belahan dunia.

Semakin berkembangnya batik saat ini dapat terlihat dari berkembangnya industri batik, dari mulai industri kecil hingga yang besar dan telah maju. Menteri Perindustrian RI Saleh Husin memaparkan, saat ini pemerintah mencatat ada setidaknya 39.000 unit usaha batik yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Penyerapan tenaga kerja mencapai 900.000 orang dengan nilai produksi mencapai 39,4 juta dollar AS," jelas Saleh saat memberikan sambutan pada acara peringatan Hari Batik Nasional di Museum Tekstil, Jumat (2/10/2015).

Ditemui di kesempatan yang sama, Nus Nuzulia Ishak, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI mengungkapkan, ada beragam jenis produk batik yang diekspor oleh Indonesia. Namun, produk batik yang memiliki porsi ekspor terbesar ternyata adalah produk busana jadi.

"Yang paling banyak diekspor (Januari hingga Juli) tahun 2015 ada lima jenis, terbesar adalah jaket batik pria dengan nilai ekspor 85,57 juta dollar AS. Kemudian adalah celana panjang batik wanita sevesae 42,57 juta dollar AS," papar Nus ketika berbincang dengan Kompas Female.

Nilai ekspor jaket batik yang dipaparkan oleh Nus tersebut, jika dikonversi ke nilai rupiah sekarang, mencapai lebih kurang Rp 125 miliar.

Produk batik lainnya yang paling banyak diekspor adalah pakaian renang batik pria dengan nilai ekspor mencapai 19,73 juta dollar AS. Kemudian, ekspor produk berupa jaket batik wanita mencapai 14,45 juta dollar AS dan mantel batik wanita dengan nilai ekspor mencapai 11,69 juta dollar AS.

"Produk yang paling banyak diekspor adalah produk garmen, pakaian jadi. Produk berupa kain batik saja malah tidak terlalu banyak," imbuh Nus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com