Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Operasi Pembesaran Bokong, Model Ini Tak Bisa Punya Anak

Kompas.com - 04/10/2015, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com —
Seorang model menjalani prosedur untuk membesarkan ukuran bokongnya. Namun, seusai ukuran bokongnya membesar, hidupnya jadi berantakan karena prosedur tersebut membuatnya infertil atau tidak bisa memiliki keturunan. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Model bernama Silvina Luna (35) ini menyatakan bahwa injeksi filler pada kedua bokongnya membuat dirinya menderita secara fisik. Sebab, dia harus mengonsumsi pil penyelamat yang mengakibatkannya tidak bisa memperoleh keturunan. Awalnya, Luna berharap prosedur yang mengharuskannya merogoh kocek 700 poundsterling atau setara sekitar Rp 14,7 juta ini membuat bokongnya lebih besar dan kencang. Sekarang, dia berbalik menuntut dokter yang menjalankan prosedur kosmetik tersebut.

Luna yang berasal dari Argentina ini menyatakan bahwa dia tidak bisa menaiki tangga dan bahkan tidak bisa berjalan dengan baik setelah butiran-butiran akrilik diinjeksikan pada bokongnya agar terlihat lebih bulat dan besar. Prosedur tersebut dilakukan oleh seorang dokter bedah plastik bernama Anibal Lotocki.

"Saya merasakan sakit yang luar biasa setelah menjalani operasi tahap pertama dan kondisi saya terus melemah. Saya bahkan tidak bisa berjalan menuruni tangga dengan benar tanpa bantuan. Saya sempat berasumsi bahwa ini adalah efek samping yang normal dan tidak menghentikan saya untuk kembali menjalani operasi tahap kedua sebulan kemudian. Namun, kondisi saya malah tambah buruk," kata Luna.

Pasca-operasi yang dilakukan di Buenos Aires, Argentina, pada tahun 2011 tersebut, Luna pun tidak bisa lagi meminum minuman beralkohol, tidak bisa mengonsumsi daging merah, dan secara konstan merasakan nyeri di persendiannya. Kabarnya, dr Lotocki memberikan Luna potongan harga sehingga dia bisa mengklaim dirinya sebagai "dokter bedah plastik para bintang".

Celakanya, ternyata dr Lotocki bukan anggota Persatuan Dokter Bedah Plastik, Estetika, dan Reparatori Argentina, sebuah organisasi yang mengawasi kinerja para dokter bedah plastik di negara berjuluk Negeri Tango tersebut.

"Dia (Luna) mengonsumsi tujuh pil sehari, minum tiga liter air putih, dan tidak bisa makan daging ataupun minum minuman beralkohol. Dia terus-menerus merasakan nyeri di persendian dan karena operasi tersebut dia harus mengonsumsi obat aborsi yang artinya ia tidak bisa menjadi seorang ibu," ujar seorang sahabat Luna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com