Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2015, 09:02 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com – Berbeda dengan aksesori perhiasaan emas yang telah digemari semenjak lama, baik di Indonesia dan mancanegara. Batu akik, baru menjadi tren di Tanah Air beberapa tahun belakangan saja.

Dari wawancara Kompas Female bersama perajin dan produsen batu akik di Kebumen, Jawa Tengah, Sidarto, diketahui bahwa batu akik meledak jadi tren pada tahun 2006 silam. Kemudian, popularitasnya terus meningkat hingga tahun 2011 kemarin.  


Menurut Sidarto, ada beberapa alasan, mengapa batu akik digemari oleh banyak orang, bahkan beberapa tahun belakangan kepopuleran batu akik, melebihi perhiasan emas. "Harga emas dan batu mulia beberapa waktu lalu sempat sangat mahal, maka itu orang memilih batu akik," ujar Sidarto. 

Kemudian, dia melanjutkan, batu akik memiliki keunggulan daripada perhiasan emas, yakni tak dapat digandakan atau ditiru. "Batu mulia, perhiasan emas, mungkin memiliki keistimewaan. Tetapi batu akik itu unik," imbuhnya.

Unik, menurut Sidarto, dalam artian jika seseorang mengenakan perhiasan emas atau batu mulia dan bersanding dengan orang lain yang mengenakan perhiasan serupa, maka dapat dibedakan strata sosial dan kemampuan orang tersebut.

Namun, untuk batu akik berbeda, Sidarto berujar, "Kalau orang pakai batu akik harga lima puluh ribu sama sejuta, tidak akan ada yang tahu. Sebab, masing-masing batu itu berbeda dan subjektif,"
terangnya.

Sidartopun mengatakan bahwa menjual batu akik tak memiliki takaran atau ukuran. Pada dasarnya penjual menentukkan harga secara subjektif, beda pembeli, beda batu, dan beda harga. "Harganya tidak bisa dibanderol, yang penting jujur pada pembeli," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com