KOMPAS.com -- Konflik dan peperangan yang terjadi di Suriah, tak menghalangi pasangan kekasih pria dan wanita dari suku Kurdi untuk menyatukan cinta dalam sebuah ikatan pernikahan.
Berbeda dengan pasangan pengantin lainnya yang lebih memilih menikah dalam situasi yang damai dan tentram, pasangan suku Kurdi ini justru menyelenggarakan pernikahannya di area puing bekas perang di sebuah kota bernama Kobani, Suriah.
Pasangan yang tak disebutkan namanya tersebut, terlihat sangat berbahagia di hari pernikahan mereka.
Sang mempelai pria menggenggam erat tangan mempelai wanita. Keduanya resmi menikah di tengah reruntuhan puing perang.
Usai berfoto di lokasi bekas peperangan tersebut, keduanya pun berbagi kebahagiaan bersama keluarga.
Pasangan pengantin dan seluruh anggota keluarga sama sekali tidak tampak khawatir atau terancam karena berada di area konflik. Sebaliknya, mereka terlihat berbahagia dan tertawa gembira di hari pernikahan tersebut.
Foto-foto pernikahan keduanya dirilis oleh situs Metro. Tertulis bahwa pernikahan dan lokasi pernikahan melambangkan kebahagiaan serta cinta kasih yang tetap ada meski hidup di tengah konfik peperangan.
Kobani adalah salah satu kota yang diserang oleh ISIS beberapa waktu lalu. Kekejaman ISIS tak hanya membuat kota ini hancur, tapi juga memakan korban jiwa para penduduk sipil.
Serangan terakhir ISIS di kota Kobani, menewaskan delapan orang anak-anak. Saat ini kota Kobani mendeklarasikan sistem pemerintahan otonomi yang ditetapkan oleh suku Kurdi.