Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amanda Hartanto Hadirkan Aksen Modern pada Busana Batik Indonesia

Kompas.com - 24/02/2016, 11:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis


KOMPAS.com --
Perancang busana muda tanah air, Amanda Hartanto, hadirkan karya rancangan busana dengan sentuhan modern pada gaya berbusana kain batik di Indonesia. 

Lulusan ITB dengan program studi Seni Rupa dan Desain ini, menciptakan gaya rancang busana kain batik yang berbeda tanpa meninggalkan nilai-nilai filosofi dari kain batik itu sendiri.

Perancang cantik yang akrab disapa Manda ini memiliki harapan agar kain batik tak hanya dipandang sebagai warisan nenek moyang, melainkan sebuah karya anak bangsa yang layak ditampilkan di pentas internasional sebagai busana sehari-hari dan formal.

Berikut wawancara ekslusif Kompas Female dengan Amanda Hartanto:

Mengapa tertarik mengambil batik sebagai bahan dasar dari koleksi Amanda Hartanto Batik?
Sejak awal saya memang sudah cinta batik, mulai dari saya kuliah di ITB, saya masuk seni rupa dan memperdalam desain batik. Lalu, saat mengambil S2, saya juga mengambil jurusan fashion branding berbasis batik.

Kapan Anda mulai menggeluti bisnis di ranah mode?
Saya mulainya dari proses tugas kuliah S1 setelah pameran, saya jual, begitu juga dengan tugas kuliah S2. Ternyata, peminatnya banyak. Nah, dari sana saya mengumpulkan uang. Saya semakin lebih jatuh cinta lagi pada batik dan barulah memulai bisnis ini.

Apa ciri khas batik rancangan Anda?
Saya mendesain kain batik lebih ke etnik, chic, dan unik. Kain batiknya sendiri saya membuat desain yang bisa dipakai sehari-hari oleh semua kalangan untuk semua ocassion. Motif kain batik saya sendiri dibuat dari canting, malam, dan cap tembaga.

KOMPAS.COM/RODERICK MOZES Amanda Hartanto, Perancang Busana Kain Batik.

Apa hal paling menantang dari merancang kain batik?
Hal yang paling menantang adalah bagaimana merancang kain batik yang unik dan bagus agar orang tertarik mau memakainya. Sebab, ketika desain kain batik tersebut kita buat unik, orang akan datang mencari kita tanpa perlu kita memasarkan. Pikiran orang menjadi terbuka dan tak menganggap batik itu kuno.

Adakah prestasi atau pencapaian yang paling mebanggakan ingin dicapai?
Manusia selalu akan merasa kurang, selalu ingin merasa lebih. Prestasi saya adalah pencapaian saya hingga saat ini, mulai dari belum ada yang mengenal hingga akhirnya mulai banyak orang yang mengenal saya.

Saya ingin lebih menginspirasi lebih banyak orang, membuat karya yang dicintai dan disukai masyarakat dan bisa membawa harum nama bangsa Indonesia sampai ke mancanegara.

Akankah berpindah jalur, keluar dari batik?
Saya sangat mencintai batik dan masih banyak hal-hal dalam batik yang belum saya gali lebih dalam. Saya ingin terus melestarikan batik dalam karya saya dan membuat batik dikenal di dunia. Tidak menutup kemungkinan saya akan menbuat kain wastra Indonesia yang lain, tapi tetap saya tak akan meninggalkan lini batik saya sendiri.

Adakah sosok panutan saat Anda merancang batik?
Saya sangat suka sekali dengan desainer batik Obin. Sebab, batik Obin sendiri memiliki ciri khas dan konsistensi.

Menurut saya beliau adalah orang yang banyak menginspriasi dan karyanya memiliki nilai filosofi tinggi, serta orangnya sangat baik dan humble.

Saya ingin mencontoh sosok pribadi seperti Obin.

Lalu, idola perancang dari luar negeri, saya sangat suka dengan Alexander McQueen. Sedari zaman kuliah dulu saya selalu berkiblat dengan dia, mulai dari filosofi hidup, karyanya, warna, dan model. Almarhum McQueen sangat menginspirasi saya dalam merancang busana yang memiliki ciri khas tersendiri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com