Untuk menyasar konsumen yang kebanyakan wanita muda, Amanda fokus pada keunggulan produknya.
"Hal yang paling menantang adalah bagaimana merancang kain batik yang unik dan bagus agar orang tertarik mau memakainya," ujar Amanda saat wawancara ekslusif dengan Kompas Female beberapa waktu lalu.
Lalu, untuk media pemasaran, Amanda memanfaatkan sarana media sosial yang identik dengan anak muda, yakni Instagram.
"Sangat berjalan sekali (bisnis) dari online. Pembelinya bisa dari luar negeri Australia, Malaysia,dan Amerika Serikat juga ada," tutur desainer yang terinspirasi dari desainer batik senior Obin.
Sebaliknya, Amanda justru menghindari bazar karena dapat memberi kesan jika produknya tak lagi terkesan ekslusif.
"Saya lebih fokus membuat desain yang tak pasaran. Lewat online dan fashion show. Saya ingin koleksi saya punya nilai-nilai tersendiri dan bukan barang bazar diobral. Sebab, saya maunya koleksi saya punya nilai jual yang lebih baik," terangnya.