Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Margareta Astaman
Eksportir buah

Editor dan konsultan untuk media dan konten digital. Aktif ngeblog di margarita.web.id, celotehannya sudah berbuah 6 buku. Kini menggeluti ekspor buah tropis Indonesia. Pernah divonis santet. Yang nggak sependapat tolong komunikasi dulu sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

Asli Apa Palsu?

Kompas.com - 29/02/2016, 11:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Ayang…ayang…beliin tas yang kayak gitu dong, tapi yang real one, bukan yang fake kayak gitu…Ujar seorang perempuan dalam lift yang kami tumpangi, sambil menunjuk tas baru kakak yang dibeli di butik pusatnya di Italia. Begitu lift terbuka, si kakak langsung misuh-misuh, sialan tas gue dibilang palsu!

Perisitiwa keaslian sebuah tas dipertanyakan di sebuah lift itu membawa saya bertanya, apa sih yang bisa membedakan produk asli dan palsu?

Kata orang, asli itu ya dari kualitasnya.  Yang asli itu motifnya nyambung, ga miring-miring kayak barang Factory Outlet. Saya manggut-manggut, tentang harga yang nggak bisa boong ini.

Dulu pernah beli tas KW buatan China di Bandung. Katanya sama aja, semua merk tas itu buatan China. Namun di saat yang di beli di toko resminya belum rusak meski dibawa bawa beban 5 kg setiap harinya, yang di Bandung serotannya sudah lepas.

Tapi ternyata, tas si tante risletingnya juga jebol. Padahal baru pakai satu bulan. Ketika dibawa ke butiknya, dibilang perlu dibetulkan di Milan. Sekitar tiga bulan baru selesai. Akhirnya si tante beli tas lain lagi.

Lagipula sekarang, kualitas KW super juga bisa luar biasa ciamik. Seorang ahli pembuat tas yang pernah bekerja di salah satu produksi tas menantang konsep ini. Setelah keluar, dia membuat tas sendiri, menggunakan kulit dengan kualitas yang sama. Menjahit dengan standar yang sama. Menggunakan desain yang sama persis.

Sebulan yang lalu, tas hasil karyanya akan dianggap asli karena dijual di toko. Tapi sekarang, apakah dengan begitu tasnya layak dianggap palsu? Meski punya kualitas yang sama persis dengan yang asli? Toh yang katanya buatan Perancis, sebenarnya juga dikerjakan oleh orang China yang tinggal di Perancis!

Lalu ada yang menandaskan, bahwa yang asli itu ya beli di toko resminya, kayak di Plaza Senayan atau Pacific Place gitu. Katanya yang beli di toko resmi itu ada kodenya, semacam barcode yang dikenali ketika lewat mesin scanning di toko atau di bandara.

Makanya yang palsu langsung dikenali, istilahnya ‘nggak bunyi’. Tapi keberadaan si barcode ini juga masih misteri. Berulangkali saya mengoprek tas asli, dan meski saya bolak-balik, tetap tidak ketemu di mana chip itu ditanam.

Kalau saya masuk ke toko sampai di Champs-Elysées sekalipun juga tidak tampak mesin yang mendeteksi tas saya asli atau palsu. Tas saya tidak pernah bunyi apa-apa.

Lagipula, tas kakak juga asli. Beli di toko resmi, jahitannya bagus, kuat, meski gak anti dekil. Tapi ketika dipakai dalam scene Mangga Dua, yang mungkin kebanyakan pengunjungnya nggak pakai yang asli, tas si cici jadinya palsu.

Percuma sekalipun si kakak bawa bon dan sertifikatnya untuk ditunjukkan. Tetap akan ada seribu mata lainnya yang melihat tas itu dan minta versi aslinya ke pacar.

Sebaliknya, ada seorang sosialita yang selalu terlihat PD di berbagai acara, menenteng tas burung onta. Baru ketika fotonya masuk ke majalah dan si toko menyatakan pemilik tas tersebut hanya tiga di dunia, dan beliau bukan salah satunya, rahasianya terbongkar.

Mungkin yang membedakan tas itu asli atau palsu, bukan pada tas itu sendiri, tapi pada kondisi di sekitar tas itu. Si mamih pernah berkata bahwa tas asli atau palsu itu kelihatan dari perlakuan yang punya. Kalau tasnya ditaroh di lantai, udah pasti palsu. Kalau dipangku-pangku, berarti asli. Berarti kalau tas KW dipangku, bisa naik pangkat jadi asli.

Selama pemakainya PD, maka tas itu terlihat asli. Dan selama pemakainya ‘lancai’, tas asli, tetep bakal dikira palsu! Ah..beli tas mahal-mahal… dikira palsu… Beli tas agak mahal….tetep palsu… Jadi beliin aku yang mana, ayang?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com