Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Kian Optimal, Perajin Tenun Garut Sasar Profit Maksimal

Kompas.com - 22/03/2016, 07:02 WIB
Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com – Alunan kreativitas menyatu dalam perputaran gulungan benang dan hentakan papan kayu alat tenun bukan mesin. Begitu cekatan, jemari para perajin bergerak memilin dan memainkan sela-sela benang sehingga tercipta bentangan kain tenun yang penuh pesona.

Suasana hangat dan pekat tak menghentikan para perajin tenun untuk terus berkarya di Rumah Tenun Amin yang berlokasi di Jalan Pagar Betis No 7 RT 02 RW 10, Kampung Lunjuk Girang, Kecamatan Kadungora-Garut, Jawa Barat.

Rumah Tenun Amin yang dikelola oleh Amin Iskandar merupakan salah satu binaan Cita Tenun Indonesia (CTI) yang didirikan oleh Okke Hatta Rajasa.

Sekarang ini, berkat program dan pelatihan dari CTI dan Perusahaan Gas Negara (PGN), tak hanya Rumah Tenun Amin, sejumlah perajin tenun lainnya di Garut telah mengalami peningkatan dalam segi kualitas, produksi, dan profit.

DOK.GREGORIUS AGUNG ANDRE Motif warna-warni khas Tenun Garut

Rumah Tenun Haji Soleh, AMsak Silk, dan Bu Wiwin, merupakan beberapa usaha kecil menengah di Garut yang telah merasakan perbaikan semenjak menjadi bagian dari binaan CTI dan PGN.

Kehadiran CTI dan PGN dalam memberikan pelatihan, pengembangan produk, dan strategi pemasaran kain tenun di Garut telah memudahkan sekaligus mencerdaskan para perajin tenun untuk terus berdaya juang melestarikan kain tenun khas daerah penghasil sutra di Indonesia ini.

Menurut Intan Fauzi Fitriyadi, Sekretaris General, Cita Tenun Indonesia, dulu para perajin tenun Garut cenderung lambat dalam mengembangkan kain tenun.

“Sebelum ikut binaan, ada perajin tenun yang bingung dalam menentukan harga pokok dan harga jual. Sekarang, sudah tak begitu lagi. Dulu, satu bulan laku hanya 20 kain per bulan dan yang beli warga sekitar saja. Kini, mereka jual kain tenun Rp 1,2 juta per meter,” jelas Intan pada kunjungan Program II Pelatihan & Pengembangan Perajin Tenun Garut, Senin (22/3/2016) silam di Garut, Jawa Barat.

Intan mengatakan bahwa omset salah satu perajin binaan CTI kalau penjualan lagi baik bisa mencapai Rp 200 juta per bulan.

Selain kualitas produk, salah satu program yang paling menjadi perhatian utama CTI dan PGN adalah pengembangan pemasaran. Salah satu strategi yang diterapkan adalah menyertakan perajin tenun Garut ikut pameran.

Terlibat dalam pameran, kata Intan, bisa membuka mata perajin mengenai pesaing dan mengenalkan produk ke pelanggan secara lebih luas.

“Ikut pameran, perajin tenun Garut jadi memiliki pengetahuan lebih luas mengenai harga produk, menentukan harga jual, dan melihat para pesaing lainnya,” pungkasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com