Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/04/2016, 17:02 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com — Selain membuat motif batik bertema sumber daya alam Sukabumi, Jawa Barat, perancang busana bernama Tenny Hasyanti juga sempat membuat motif batik gigi.

Namun, tetap dalam motifnya dipadu dengan unsur alam, yaitu pohon teh dan pala.

Batik bermotif gigi ini dipesan khusus oleh Himpunan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (Hima FKG) Universitas Maranatha, Bandung, pada tahun 2015 lalu.

"Awalnya anak saya yang memang kuliah di FKG minta dibuatkan batik motif gigi. Saya coba bikin saja dan saya padukan dengan unsur teh dan pala yang menjadi ciri khas Sukabumi," ungkap Tenny kepada Kompas.com saat berbincang-bincang di workshop Batik Sukabumi di Jalan Goalpara Nomor 3 Sukaraja, Sukabumi, Sabtu (9/4/2016). 

Menurut Tenny, setelah dibuatkan ternyata batik motif gigi ini diminati kawan-kawan anaknya dan para dosen pun ikut memesannya.

Kain batik motif gigi ini dipakai untuk membuat seragam berupa kemeja untuk kegiatan atau event oleh Hima FKG.

"Saat itu batik motif gigi ini diproduksi sampai 80 lembar kain karena yang pesan bukan hanya mahasiswanya, dosen juga ada yang pakai," tutur Tenny yang merintis menjadi perajin batik di Sukabumi sejak 2007.

Selain itu, lanjut Tenny, dia sempat membuat batik dengan bahan dasar jeans yang dipesan warga negara asing.

Jadi, kala itu, dia sedang ikut pameran di Jakarta tahun 2013, ada pengunjung WNA Jepang yang minta dibuatkan batik berbahan dasar jeans.

"Ya saya buatkan, sesuai pesanannya berupa motif penyu dan gurilaps. Mereka pesan dengan bahan jeans, katanya mau dibuat jaket," kenang perancang yang saat ini terus berkonsentrasi membina ratusan pelajar belajar batik di SMAN 3 dan perajin batik berbagai kalangan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com