Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2016, 16:34 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com  Profesi ilmuwan atau seorang peneliti kurang populer di kalangan wanita Indonesia. Selain minim sosialisasi mengenai karier sebagai ilmuwan, juga sering dianggap kurang menarik dan kurang trendi. Kenyataannya tak selalu seperti itu.

Sastia Putri, ilmuwan wanita penerima penghargaan L'Oreal-UNESCO For Women in Science tahun 2015, membuktikan bahwa ilmuwan juga bisa tampil cantik, memiliki kecerdasan yang hebat, mahir melakukan presentasi, dan lingkup pergaulan yang luas.

"Menurut saya, profesi peneliti itu belum terlalu dihargai dan masih banyak keterbatasan dari segi infrastruktur dan dana. Oleh karena itu, wanita yang ingin berkarier pasti memilih profesi yang punya kesan glamor," ujar Sastia. Dia juga mengatakan bahwa industri di Indonesia belum banyak menyerap tenaga peneliti sehingga lulusan sains akhirnya mengambil profesi lain ketika lulus.

Sementara itu, mengenai persepsi ilmuwan seseorang yang kutu buku dan tak pandai merawat diri, Sastia tak setuju.

"Saya sendiri memang suka dandan serta merasa penampilan dan kemampuan mengekspresikan diri itu sangat penting sebagai seorang peneliti. Apabila kita tidak bisa meyakinkan kalangan umum tentang pentingnya hasil riset kita dan juga tidak memiliki kemampuan public speaking, maka agak sulit untuk bisa berkembang jauh sebagai peneliti," urainya.

Jawara pertama Outstanding Student Oral Presentation Award di Society for Ivertebrate Pathology ini berujar, peneliti yang sukses harus menyadari pentingnya kerja sama dan membangun relasi dengan kemampuan bergaul serta piawai dalam presentasi.

Oleh karena itu, penampilan jadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan.

"Kalau seorang peneliti naik ke atas panggung untuk memberikan kuliah dengan rambut yang acak-acakan dan penampilan yang berantakan, bagaimana kira-kira persepsi audience apabila dibandingkan dengan peneliti yang berpakaian rapi dan menarik? Tidak hanya untuk wanita saja, menurut saya, berlaku juga untuk pria," jelasnya. 

Harapan Sastia, profesi peneliti ini dapat ditingkatkan di Indonesia, terutama pada para wanita muda.

"Saya berharap bisa menyebarkan pesan bahwa science is fun. Stereotip bahwa profesi peneliti itu tidak menyenangkan dan hanya serius bisa dipatahkan," ungkap asisten profesor di Osaka University dan profesor di ITB tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com