Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/04/2016, 13:24 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Bekerja menjadi auditor, Melinda (31) tak memiliki banyak waktu luang untuk mengajak anaknya, Dio (3), berlibur. Namun, dia tak kehabisan ide. Dua hari libur akhir pekan, Melinda menyulap halaman belakang rumahnya menjadi tempat kemah keluarga.

Sebelumnya, Melinda sudah meminta suaminya memasang tenda di sana sembari perlengkapan tidur dan pakaian hangat Dio dipersiapkan. Di sudut halaman, ada pula setumpuk kayu bakar untuk benar-benar menghadirkan suasana kemping dengan keberadaan api unggun pada malam hari.

Bukan main senangnya Dio ketika tenda mulai didirikan sang ayah. Dia terus bertanya ini dan itu, menjajal semua peralatan, ikut mencoba menancapkan pasak penguat tenda, lalu berlari ke sana kemari di seantero halaman rumah mengejar kupu-kupu yang ditunjukkan Melinda kepadanya.

Menurut dokter spesialis olahraga, Ade Jeanne DL Tobing,  anak usia 2 sampai 5 tahun memang sedang senang-senangnya melakukan eksplorasi. Apa pun yang dia lihat akan ditanyakan, yang bila memungkinkan bakal dikejar, dipegang, dijajal, dan bahkan dijilat pula.

“Di usia itu, keterampilan motorik sederhana sedang berkembang sehingga mereka sering melakukan aktivitas fisik seperti melompat, melempar, menangkap, dan berlari,” ungkap Ade, seperti dikutip tabloidnova.com pada Rabu (18/6/2014).

Membangun daya tahan

Karena itu, sudah sewajarnya anak-anak seusia Dio mendapatkan kesempatan bermain di luar rumah. Tak hanya melatih kemampuan motorik, kegiatan ini juga mengenalkan anak cara bersosialisasi, memupuk percaya diri, dan tak kalah penting adalah membangun daya tahan badan.

Seperti pernah diulas di situs web raisingchildren, banyak anak yang merasa sedang berpetualang saat mendapat kesempatan bermain di luar ruang. Mereka yang mendapatkan kesempatan bermain di luar ruang akan cenderung menjadi anak yang lebih aktif.

Bahkan, banyak orangtua mengaku baru bisa melihat perkembangan si kecil dari aktivitas di luar ruangan tersebut. Sampai-sampai, ada orangtua yang terkaget-kaget mendapati anaknya memiliki energi sedemikian besar untuk berlari, melompat, atau menyusuri pekarangan.

Di sinilah daya tahan anak akan terukur. Terlebih lagi, interaksi anak dengan alam pun akan memberikan bekal tersendiri bagi daya tahan anak. Mereka, misalnya, bisa mendapatkan manfaat vitamin D yang teraktifkan oleh paparan sinar matahari saat bermain di luar rumah.

Sayangnya, kondisi di kota besar seperti Jakarta tidak selalu memungkinkan anak bebas beraktivitas di luar rumah. Belum lagi kesibukan orangtua seperti Melinda tak terhindarkan di perkotaan. Karena itu, ide Melinda memasang tenda di halaman lalu mereka sekeluarga berkemah, dapat menjadi inspirasi.

Dukungan nutrisi

Bermain di luar ruangan sama pentingnya dengan mengasah kreativitas si buah kecil dengan aneka permainan edukatif di dalam rumah. Prinsipnya, orangtua tetap mutlak harus terlibat dengan setiap tahap perkembangan tumbuh kembang anak ini.

Kehadiran orangtua merupakan pijakan pertama bagi si kecil untuk merasakan pengakuan dan dukungan. Lagi pula, kehadiran orangtua juga dibutuhkan untuk memastikan anak terhindar dari aktivitas atau benda berbahaya.

Meski kegiatan di luar ruangan juga dapat membangun daya tahan si kecil, ada baiknya ketahanan tersebut ditopang pula oleh pasokan nutrisi yang tepat. Jangan sampai juga, niat hati memberi kesempatan anak mengenal kemampuan motorik dan membangun daya tahan, yang terjadi malah sang buah hati jatuh sakit sesudahnya.

Terlebih lagi, polah anak-anak ini sangat menguras energi mereka. Tenang, ada banyak makanan yang punya manfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imunitas). Pada dasarnya, selama asupannya seimbang dan tak berlebihan, semua makanan memiliki manfaat buat badan.

Namun, khusus untuk meningkatkan daya tahan, pastikan anak mendapatkan asupan gizi dari daging, telur, alpukat, dan sayuran hijau, dalam menu hariannya.

Bila perlu, tambahkan susu seperti Friso yang mengandung nutrisi ALA, LA, prebiotik, nukleotida,  serta zink, zat besi, selenium, serta vitamin A, C, dan E, untuk membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Sebagai catatan, susu seperti itu hanya akan memberi manfaat optimal bila disajikan dengan tepat agar kandungan nutrisinya tak hilang. Caranya gampang. Seduh saja susu dengan air matang hangat, tepatnya di kisaran suhu 40 derajat Celcius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com