Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/05/2016, 08:02 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

 

KOMPAS.com - Perfeksionis adalah istilah yang ambigu. Apakah sifat ini merupakan kelebihan atau kekurangan?

Mengaku perfeksionis dalam wawancara kerja, berarti mendeskripsikan bahwa kelemahan Anda tidak dapat berhenti memikirkan pekerjaan atau segala hal yang menjadi tanggung jawab Anda.

Literatur tentang perfeksionis membedakan antara dua jenis perfeksionis, yaitu perfeksionis adaptif atau positif dan perfeksionis maladaptif atau negatif.

Kedua jenis perfeksionis tersebut memiliki lebih banyak kemiripan daripada perbedaan. Keduanya sama-sama memiliki standar yang tinggi dan hasil akhir cemerlang.

Perbedaan di antara keduanya adalah perfeksionis positif yang berorientasi prestasi, sementara perfeksionis negatif berorientasi pada kegagalan.

Perbedaan orientasi ini mempengaruhi bagaimana mereka menetapkan tujuan, bagaimana perasaan mereka tentang pekerjaan, dan bagaimana mereka menanggapi kegagalan.

Keinginan dari perfeksionis positif adalah tumbuh dari tantangan yang memberi makna dan membuat mereka puas.

Mereka jarang berpikir untuk menyerah. Sebab,  mereka selalu berusaha mencapai sesuatu dalam  hidup bagi mereka. Ketika mereka mengalami hambatan, mereka beralih ke pemecahan masalah. Mereka menanggapi kegagalan dengan meninjau pekerjaan mereka, menganalisis hasil, dan merencanakan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Sementara itu, perfeksionis negatif selalu tidak ingin gagal dalam kompetisi. Jadi, misalnya seseorang yang memilki perfeksionis negatif ini bekerja keras dengan tujuan agar dirinya tidak dipecat atau diberi asesmen yang buruk.

Namun, mereka cenderung merasa bahwa dirinya tak dapat memenuhi persyaratan atas apa yang telah dilakukannya, bisa dikatakan takut akan ketidak sesuaian pada apa yang telah mereka inginkan atau rencanakan. 

Penelitian menunjukkan bahwa perfeksionis positif bisa melindungi diri dengan baik dari tekanan emosional. Mereka cenderung lebih sehat secara psikologis dan emosinya lebih stabil.

Sebaliknya, perfeksioni negatif terkait dengan kepercayaan diri yang rendah, lebih banyak kecemasan, dan tingkat depresi yang lebih tinggi.

Sebenarnya, ingin menjadi sempurna adalah kecenderungan alami. Umumnya manusia  memiliki sifat perfeksionis positif dan negatif. Namun, Anda perlu mengidentifikasi apakah perfeksionis yang Anda miliki negatif atau positif?

Anda bisa mengetahuinya dengan mengingat, mana dari dua kalimat ini yang paling sering Anda ucapkan dalam hati, "Itu bisa lebih baik" atau "Itu tidak cukup baik". 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com