Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bosan di Kota, Wanita Ini Pilih Hidup di Peternakan dengan 50 Babi

Kompas.com - 21/05/2016, 19:02 WIB
Kontributor Lifestyle, Usihana

Penulis

Sumber BuzzFeed

KOMPAS.com – Perkenalkan Lindy Haynes, peternak babi dari Australia yang mengaku hidupnya lebih bahagia setelah pindah dari kota untuk bermukim di pedesaan dengan beternak babi.

Lebih kurang 15 tahun lalu, Haynes memutuskan dirinya sudah jenuh dan bosan dengan kehidupan modern yang serba cepat dan merasa selalu dikejar-kejar target serta waktu.

Haynes yang telah membangun kehidupan mapan di kota Sydney, Australia, memilih untuk meninggalkan peradaban modern dan pindah ke kawasan pedesaan, masih di Negeri Kanguru.

Selama di Sydney, Haynes bekerja sebagai pelatih anjing dan perawat hewan peliharaan. Namun, melihat perilaku manusia perkotaan terhadap hewan yang tidak sesuai dengan prinsipinya, Haynes pun pindah tempat tinggal tanpa banyak pertimbangan.

“Aku muak dengan Sydney. Aku telah hidup di sana selama 38 tahun,” kata Haynes pada BuzzFeed News.

“Aku sebenarnya menyukai Sydney, tetapi seiring waktu semua berubah, kota itu bukan Sydneyku yang dulu. Aku ingin pergi ke suatu tempat di mana aku bisa lebih bebas dan memelihara hewan dalam kedamaian,” urainya.

Haynes memilih Hunter Valley, sebuah pedesaan di Sydney Utara. Kemudian, Haynes pindah kembali ke peternakan di pusat New South Wales. Sekarang, dia hidup dengan 50 babi ternak, enam domba, satu kuda, satu anjing, empat kucing, dan beberapa ayam.

Namun, semenjak didiagnosa mengidap kanker di tahun 2011, mengembangkan peternakannya jadi terasa sulit, apalagi dia pun aktif menjalani program edukasi mengenai pengembangan hewan-hewan dengan intelegensia yang baik.

BUZZFEED.COM Lindy Haynes bermain dengan sejumlah babi di peternakannya di New South Wales, Australia.
“Dokter bilang kankerku sudah stadium akhir, dan menurut analisa mereka, aku sudah meninggal beberapa waktu lalu, tetapi aku masih hidup. Itulah mengapa aku membiarkan babiku hidup bebas, mereka memotivasiku untuk bangun di pagi hari,” jelasnya.

Hewan-hewan peliharaannya, terutama babi, menjadi motivasi Haynes untuk hidup dan tidak mengasihani diri sendiri.

“Hari-hariku berlalu dengan memasak, memberikan makan hewan-hewan, bercanda bersama mereka, dan aku mengurus tamanku. Benar-benar hidup peternakan,” sebutnya.

Sebenarnya, Haynes tidak berniat hidup dengan puluhan babi seperti sekarang, tetapi seiring waktu, dia melihat banyak babi yang disiksa dan dia segera mengambil babi itu untuk hidup di peternakannya.

“Peternakanku disebut orang sebagai desa babi,” kelakarnya.

Haynes mengatakan bahwa di luar sana banyak orang dan organisasi yang memang bertujuan menyiksan hewan, terutama babi.

“Aku melihat banyak hal-hal mengerikan. Babi yang sengaja ditabrak di jalan, babi yang dibunuh dan dijadikan makanan kepada babi lainnya,” jelasnya.

Dua babi yang dipelihara Haynes tumbuh besar dan sangat gemuk, beratnya mencapai 190 kilogram. Kedua babi itu memiliki nama Alice dan Gordon.

“Hidup di pedesaan seperti ini sangat indah. Kamu bisa melakukan apa yang kamu suka tanpa interupsi orang atau aturan. Sebelumnya, banyak orang merasa bisa mengatur hidupku, tetapi sekarang, sudah tidak begitu, benar-benar damai,” pungkasnya.

Haynes memiliki pesan untuk orang-orang yang masih betah hidup di pusat kota dengan segala gaya hidup yang terkadang memberikan beban, “Hiduplah dengan bebas. Aku ingin kalian tidak asal beli daging, tapi ketahui juga dari mana daging itu berasal dan bagaimana hewan-hewan itu dipelihara,”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BuzzFeed
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com