Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2016, 15:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber BBC.com

KOMPAS.COM -- Shea Butter, bahan ini muncul di berbagai produk kecantikan dan dianggap sebagai sihir yang mengubah kulit kering Anda menjadi sehalus kasmir. Namun pernahkah Anda mempertanyakan bagaimana bahan tersebut dibuat?

Dipanen dari pohon Shea yang berasal dari kontinen Afrika, proses pembuatan shea butter seringkali kejam dan tidak berprikemanusiaan terhadap pekerja wanita.

Di daerah pedesaan Ghana, wanita dari generasi ke generasi bekerja untuk memanen dan mengubah kacang shea menjadi menjadi shea butter.

Disebut “emas wanita” di area ini, Ghana adalah salah satu eksportir terbesar untuk shea butter  dan memproduksi sekitar 130.000 ton per tahun dan memperkerjakan sekitar 3 juta wanita.

Sayangnya, wanita-wanita ini seringkali mendapat perlakuan tidak adil dan dibodohi saat menjual hasil kerja kerasnya. Setelah bekerja selama lima hari, Rebecca Atornyenge yang berusia 65 tahun, hanya mendapat 8 cedi Ghana atau sekitar Rp. 28.000,00.

Wanita-wanita Ghana membuat "shea butter".

Selain itu, karena tidak adanya regulasi dari pemerintah, para pekerja perempuan juga sering dipukuli oleh pria lokal.

Mereka juga harus berjalan puluhan kilometer dan dibiarkan mengumpulkan kacang shea dengan bertelanjangkaki di area yang medannya berat dan ditinggali oleh banyak ular berbisa.

StarShea, sebuah bisnis sosial yang dimulai beberapa tahun yang lalu, ingin mengubah hal ini.

Dengan melatih wanita-wanita pekerja tersebut, Star Shea berharap untuk meningkatkan kualitas dan teknik tradisional mereka agar usaha shea butter di Ghana dapat mendatangkan keuntungan bagi para wanita tersebut.

Namun, Anna Perennic, Ketua Eksekutif StarShea, mengatakan bahwa wanita-wanita ini tidak akan pernah menjadi kaya karena musim shea hanya April hingga Agustus.

Kemudian, walaupun shea butter adalah industri yang berharga jutaan dollar Amerika, “tidak ada orang yang mau membayar tiga kali lipat” untuk produk yang digunakan sebagai subtitusi cocoa butter, ujar Perennic.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com