Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majalah Economist Usulkan Khitan “Ringan” Pada Wanita

Kompas.com - 08/07/2016, 20:26 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Khitan pada wanita adalah sesuatu yang kontroversial. Disebut sebagai mutilasi alat kelamin, khitan pada wanita seringkali dihubungkan dengan ketidaksetaraan jender karena bertujuan untuk mengontrol seksualitas wanita.

Walaupun khitan pada wanita seringkali ditemukan di negara-negara Afrika dan bagian tertentu di Timur Tengah, organisasi perlindungan anak dunia (UNICEF) melaporkan bahwa setengah dari wanita di Indonesia mengalaminya.

Namun, tradisi ini masih dipergunjingkan dengan beberapa organisasi meminta pemerintah untuk melarang khitan pada wanita.

Sebuah editorial yang dipublikasikan di majalah Economist edisi 18 Juni 2016 mengusulkan jalan tengah untuk perdebatan ini, yaitu memperbolehkan sedikit torehan ke kelamin yang tidak menyebabkan bahaya permanen.

Artikel ini menimbulkan banyak kecaman termasuk dari Orchid Project yang menolak segala bentuk khitan pada wanita.

Dalam petisinya, Orchid Project menulis, “Tidak ada bukti yang mengatakan bahwa khitan ringan tidak berakibat bahaya permanen.”

Mereka melanjutkan, “Economist telah bergabung dengan pihak yang mendukung khitan ringan pada wanita. Sebuah posisi yang tidak bertanggungjawab dan melawan panduan medis internasional yang berjanji untuk ‘tidak membahayakan siapapun’.”

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), mutilasi alat kelamin wanita dilakukan tanpa alasan medis apapun sehingga praktek ini dianggap sebagai pelanggaran hak asasi wanita dan anak-anak perempuan.

Prosedur ini bisa menyebabkan kerusakan parah pada alat kelamin wanita, termasuk infeksi, komplikasi melahirkan, rasa sakit saat berhubungan seksual, dan kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com