Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulu Lutfi Cerdas Terapkan Teori Keindahan yang Tidak Teratur

Kompas.com - 31/07/2016, 17:21 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Teori Wabi Sabi (keindahan dari ketidakteraturan) secara tidak langsung melekat dan menjadi ciri khas dari setiap rancangan desainer Asal Yogyakarta, Lulu Lutfi Labibi.

Namun, pemenang Lomba Perancang Mode (LPM) 2011 ini mengaku hadirnya Wabi Sabi dalam karyanya terkadang tidak ada dalam konsep awal.

"Ya mungkin semua orang sudah tahu atau mendengar teori Wabi Sabi ada di setiap rancangan saya itu sangat benar," ujar Lulu Lutfi Labibi saat ditemui Kompas.com di Gedung Sosietet Militer Yogyakarta Sabtu (30/07/2016).

Lulu menyampaikan, untuk bisa menjadikan Wabi Sabi sebagai filosofi dalam setiap karyanya membutuhkan waktu yang sangat panjang.

Teori itu, hingga kini dikenal orang menjadi salah satu ciri khas dalam setiap rancangannya.

Diakuinya, memang tidak semua orang bisa "mengamini" teori keindahan dalam ketidaksempurnaan (Wabi Sabi).

"Bayangkan, ada teori estetika keindahan tetapi pada sesuatu yang tidak sempurna, tetapi bagi saya, ada sesuatu estetis di ketidaksempurnaan ," ucapnya.

Menurut dia, penerapan Wabi Sabi sering kali hadir di luar konsep awal membatik.

Dia justru menemukan keindahan dalam sesuatu ketidaksempurnaan di hal-hal yang sering kali datang tidak terduga.

"Justru hadir di luar konsep awal dan tidak diduga sama sekali," imbuhnya.

Lulu mencontohkan,  saat dirinya menemukan motif Pecahan Malam, itu bukanlah disengaja. Namun, karena ada satu proses yang terlupakan hingga munculah motif tersebut dengan retakan-retakan yang lebih indah dari yang direncanakan.

"Dari beberapa proses, saya lupa meremuk malam prafin dan langsung ke pewarnaan, tapi itu justru hasilnya keren banget, lebih keren dari yang saya inginkan, itulah Wabi Sabi," tegasnya .

Menurutnya, dalam batik bisa dikatakan sulit untuk mengulang motif yang tercipta dari ketidak sengajaan. Hanya saja dalam proses motif pecahan malam dapat diulang kembali karena hanya melewati satu proses.

"Wabi Sabi tidak hanya ke pewarnaan, namun juga lebih ke cutting baju dan sebagainya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com