Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janna Soekasah Bermisi Lestarikan Kebudayaan Indonesia

Kompas.com - 02/10/2016, 20:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Janna Soekasah sempat terkejut ketika menyadari bahwa teman-temannya tidak mengenal kain tradisional Indonesia.

Hal ini diceritakannya kepada Kompas.com di Ghea Fashion Studio, Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Putri Ghea Panggabean dan Creative Marketing Director Ghea Fashion Studio yang tumbuh dalam pengetahuan terhadap batik, jumputan, songket, dan mamuli ini menyadari kurangnya pengetahuan wanita Indonesia modern terhadap kain asli Indonesia.

Dari sinilah, dia memutuskan untuk menurunkan pengetahuan kainnya kepada anak-anaknya.

“Akhirnya di tahun 2009 dan 2010, aku mulai memajukan dan memperbaharui brand Ghea Kids dengan kembaranku (Amanda Soekasah). Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak kepada kebudayaan Indonesia dengan cara memakainya,” tuturnya.

Di samping Ghea Kids, Janna dan Amanda juga memulai proyek boneka Dolls of Hope di mana anak-anak bisa mengadopsi boneka tersebut dan belajar mengenai spesies langka Indonesia.

Lalu, Janna mengatakan, tagline kita adalah love yourself, love your culture, love Indonesia.(Akan) tetapi bukan berarti kita brand batik yang tidak fashionable. Kita selalu mengadaptasikan menjadi gaya modern.

"Jadi kalau di Ghea Kids, motifnya Ghea, tetapi warnanya disesuaikan dengan tren dan bahannya ditranslasikan ke bahan yang lebih mudah dipakai anak-anak,” ucapnya.

Dari Dolls of Hope dan Ghea Kids, Janna pun bermisi untuk menyebarkan kebudayaan Indonesia kepada generasi muda lainnya.

Berempat dengan Amanda, Wulan Guritno, dan Dimas Beck, dia memulai Hope Bracelet yang berarti gelang harapan.

Dia menjelaskan, kita melihat fenomena media sosial sering dipakai sebagai sesuatu yang negatif. Sebenarnya, energi ini kalau diubah ke sesuatu yang positif bisa menjadi positif.

Mendaur ulang sisa kain Ghea Panggabean, mereka menjual gelang harapan yang kemudian keuntungannya disumbangkan ke penderita kanker.

“Gelang solidaritas menunjukkan bahwa kita peduli dan hope itu sebenarnya, selain untuk memberi harapan pada orang lain juga mengingatkan pemakaianya bahwa dalam segala situasi akan selalu ada harapan,” ucapnya.

Ternyata, ide ini sukses. Dari hanya berkeinginan untuk menjual 25 gelang, kini Janna, Amanda, dan Wulan telah menjual 50.000 Bracelet of Hope dan diikuti oleh 64.000 orang di media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com