Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tubuh Penuh Bercak Tanda Lahir, Remaja Ini Tetap Percaya Diri

Kompas.com - 07/10/2016, 07:00 WIB
Kontributor Lifestyle, Rakhma

Penulis

Sumber Redbook

KOMPAS.com – Tidak mudah menjadi remaja di era penampilan lebih penting ketimbang tingkat kecerdasan.

Media sosial dan tren selfie telah membuat remaja sangat mawas sekaligus sangat perhatian pada penampilan. Sebab, salah gaya rambut, maka mereka bisa jadi obyek ejekan teman-teman sebaya.

Bagaimana jika seorang remaja terlahir dengan tubuh penuh bercak tanda lahir yang semakin nyata seiring usia?

Marika Nagy (19) harus melalui hari dan mengalami bully dari sebagian besar teman sekolah karena 60 persen kulitnya penuh dengan bercak tanda lahir.

Dokter tidak bisa menemukan penyebab dan obat untuk menyembuhkan Nagy. Bahkan, dia telah menjalani tujuh operasi yang menyakitkan untuk meredakan potensi terkena kanker kulit.

Nagy telah menjalani operasi semenjak usianya masih dua bulan untuk mengangkat bercak kulit yang sangat lebar dari punggungnya.

Seiring usia, potensi penyakit kulit mematikan tak lagi menjadi kekhawatiran Nagy dan keluarga. Namun, cemooh dan ejekan dari teman-teman sekolah lebih menyakitkan daripada pisau bedah.

“Aku mengalami waktu yang sangat berat di sekolah dan tidak ada yang mau berteman denganku,” jelas Nagy yang bermukim di Berlin.

Selain celaan secara verbal, teman-teman Nagy menendang dan mendorongnya di lapangan sekolah.

Dia juga menceritakan kejadian memalukan yang membuat kestabilan mentalnya terguncang.

Teman-teman Nagy membuat akun media sosial palsu yang menggunakan nama dan fotonya. Lalu, mereka semua menuliskan kata-kata celaan, makian, dan hinaan yang disebar serta dilihat oleh anak-anak dari sekolah lain.

“Aku pun kehilangan kepercayaan diri. Aku mulai percaya bahwa diriku memang menjijikan. Anak-anak itu menyebutku manusia sapi” imbuhnya.

Untungnya, berkat dukungan keluarga dan hobi baru Nagy, dia berhasil membangun mental baja untuk tidak memedulikan hinaan teman-teman sekolah.

“Aku tertarik dengan seni teater dan drama. Aku memberanikan diri untuk mendaftar kegiatan drama di sekolah. Aku menyukainya karena aku bisa menjadi orang lain,” kenangnya.

Nagy mengatakan bahwa teater telah membuka matanya. Dia semakin yakin dia memiliki potensi, bakat, dan bukan perempuan sapi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com