Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2016, 13:35 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

KOMPAS.com –  Zaman dahulu batik hanya digunakan di keraton. Sekarang, seiring perkembangan tren dari waktu ke waktu, batik pun semakin dikenal dan digemari.

Dwi Woro Retno Mastuti, seorang dosen dan peneliti di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, mengatakan bahwa ketika penyebaran Islam dulu, para wali  membantu memperkenalkan batik dengan cara mengenakannya sebagai busana kebanggaan.

“Pada akhirnya batik ini menyebar luas dan berkembang di masyarakat dan motifnya menjadi beragam di seluruh Indonesia,” tutur Dwi kepada Kompas.com saat ditemui beberapa waktu lalu di Depok, Jawa Barat.

Woro juga menjelaskan bahwa batik berkembang menjadi sebuah industri. Namun, beberapa masih menggunakan motif-motif klasik seperti halnya kawung, semen kalung, garuda, bunga, flora dan fauna lainnya.

Sebelumnya, batik yang paling dikenal adalah batik asal Solo, Jogja, dan Pekalongan. Kini, beragam batik bermunculan dari beberapa daerah seperti Bali, Sulawesi, Papua, Lampung,  dan Aceh.

“Saya pikir itu sebuah evolusi dari batik. Buat saya itu sebuah keberhasilan dari salah satu produk budaya Indonesia yang mungkin di negara lain juga diakui tetapi tidak sedahsyat yang ada di negeri kita, seperti pada motifnya,” urainya.

Woro juga menekankan bahwa sebuah kreasi tidak ada yang orisinil.

“Jadi, saya anggap seni membatik itu liar. Liar dalam arti kreasinya yang terus tercipta,” ungkapnya.

Beragam motif batik yang ada di Indonesia begitu berkembang pesat sehingga para pembatik pun terus memberikan inovasi pada hasil karya mereka untuk mengimbuhkan ciri khas dari masing-masing daerah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com