Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Era Modern, Kain Batik Hadir secara Digital

Kompas.com - 28/10/2016, 06:17 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

KOMPAS.com — Melihat peninggalan budaya Indonesia yang begitu banyak dengan beragam macam seni rupa dan sejarah dari masa lampau, kini semuanya bisa dinikmati melalui teknologi digital, tak terkecuali batik.

Kain batik Indonesia kini bisa dinikmati dengan teknologi melalui platform Google Arts & Culture.

"Pemilihan batik ini karena batik ada dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai motif ciri khasnya. Walaupun coraknya berbeda, tetapi namanya tetap batik," tutur Shinto Nugroho, Head of Public Policy and Goverment Relation, di Jakarta, Kamis (27/10/2016).

Dia menambahkan, hal ini sebenarnya bisa membantu masyarakat untuk lebih mudah mengakses informasi, yaitu melalui teknologi digital.

Untuk itu, akan hadir lebih dari 1.000 koleksi batik dengan tekstil bersejarah dalam teknologi tersebut.

Akan tetapi, sampai saat ini, seperti yang dikatakan oleh Esti Utami, Kepala Unit Pengelola Museum Seni, koleksi yang ada pada Google Arts & Culture baru ada sekitar 150 kain batik.

"Nanti setelah batik dan wayang, akan ada 150 lukisan yang bisa dilihat. Sementara untuk kain batik, nantinya akan bertambah lagi," ujar Esti.

Kemudian, Esti menanggapi positif akan kemajuan ini. Sebab, menurut dia, saat ini sudah era digital ketika masyarakat bisa dengan mudah mengakses apa pun, kapan pun, bahkan untuk mengenal museum dan peninggalan bersejarah.

"Kegembiraan buat kami menjadi museum promosi yang bagus. Tidak hanya di Jakarta dan Indonesia, tetapi seluruh dunia," ucapnya.

Lalu, 150 batik yang sudah hadir dan bisa Anda lihat secara mendetail ini memang datang dari beragam daerah. Namun, Esti mengakui bahwa kebanyakan berasal dari Jawa. Sebab, kain batik asal Jawa memiliki filosofinya tersendiri.

Beberapa batik di antaranya adalah batik madura, batik pesisir, batik pagi sore, dan batik keraton.

Dengan menghadirkan batik melalui teknologi digital, Esti berharap dapat memberi tahu kepada masyarakat pengetahuan tentang batik, mengenai filosofi di balik kain itu sendiri, dan alasan mengapa kain batik tersebut bernilai tinggi dengan proses pembuatan yang lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com