Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denny Wirawan Ubah Motif Sederhana Menjadi Busana Kekinian

Kompas.com - 02/11/2016, 10:35 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

 

KOMPAS.com – Perancang busana Indonesia, Denny Wirawan membuat sebuah koleksi busana terbaru dengan motif asal Sulawesi Tenggara dalam model yang kekinian.

“Di fashion show nanti, koleksi busana saya akan berbau 'ke-arab-araban',” ujarnya saat ditemui usai acara pembukaan pameran Warna Alam di Senayan City Jakarta, Senin (31/10/2016).

Terinspirasi dari sinar matahari yang menyinari gunung pasir, Denny bekerja sama dengan Cita Tenun Indonesia untuk merealisasikan bayangannya menggunakan bahan dasar tenun Sulawesi Tenggara, yaitu tenun datar dan tenun sobi.

Kedua jenis tenun tersebut dipilih karena memiliki kelebihan yang unik.

Tenun datar ini merupakan kain tenun dengan motif yang vertikal dan horizontal yang berasal dari Kabupaten Buton. Sementara itu, tenun sobi ini diambil dari kata mensobi atau di sungkit yang berasal dari daerah Kabupaten Muna.

“Untuk kain yang prosesnya disungkit, cukup rumit pekerjaannya,” ucapnya.

Berbeda dengan tenun lainnya, teknik penenunan yang digunakannya saat ini tidak menembus bagian belakang kain, sehingga tampak lebih rapih.

Lalu, untuk pembuatan tenun sobi sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama, hingga tiga bulan untuk selembar kain.

Anggita Muslimah Perancang Busana Didi Budiardjo dan Denny Wirawan dalam pembukaan pameran Warna Alam di Senayan City Jakarta, Senin (31/10/2016).

Walaupun kain itu sendiri sudah cukup menarik, Denny ingin menantang dirinya sendiri untuk membuat sesuatu yang lebih baik lagi.

“Meskipun itu hanya motif sederhana, tetapi bagaimana saya mengolah kain tersebut menjadi tampilan yang modern dan kekinian,” ujarnya.

Dalam peragaan busana dalam acara Warna Alam mendatang, Denny akan menghadirkan 12 koleksi dengan tenun warna alam.

“Semua kain warna alam tampak lebih pucat dari warna sintetis, juga tampak seperti warna pastel, khaki, tanah, kecokelatan, salem, bahkan cokelat tua,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com