Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2016, 17:04 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

KOMPAS.com -- Akhir-akhir ini, aksi-aksi penyampaian opini publik sedang ramai terjadi di Indonesia. Dalam aksi tersebut, anak-anak di bawah umur juga sering terlihat ikut berpartisipasi.

Seorang psikolog, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, SPsi, Psi, mengatakan, orangtua sangat tidak bijak ketika harus membawa anak-anaknya yang berusia dini untuk ikut aksi di jalanan.

“Anak belum paham sepenuhnya tentang apa yang diperjuangkan di jalanan dan sungguh tidak bijak jika anak ‘terjebak’ dalam isu orang dewasa,” tulisnya kepada Kompas.com dalam surat elektronik, Jumat (2/11/2016).

Ketika orangtua membawa anak-anak untuk ikut aksi di jalanan, mereka lupa untuk memikirkan resikonya.

Padahal, ada sangat banyak sekali risikonya ketika anak-anak turut berpartisipasi dalam aksi di jalanan.

Hal yang paling sering terjadi adalah anak-anak menjadi kelelahan dan kemudian sakit. Namun, selain itu anak-anak juga bisa mencontoh kekerasan yang terjadi di sekitar mereka selama aksi berjalan.

Maka dari itu, jika Anda memiliki anak yang masih usia dini, sebaiknya tidak membawanya untuk turun beraksi di jalanan. Pikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi pada anak saat berada di lapangan.

Namun, anak-anak bisa menyampaikan aspirasi, pemikiran, atau pun pendapat melalui jalur yang sesuai dengan usia mereka.

"Anak-anak bisa disalurkan untuk membentuk badan perwakilan sendiri, seperti yang dilakukan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang sering mengundang perwakilan dari anak-anak di seluruh dunia untuk didengar pendapatnya dalam sidang mereka," tambahnya.

Untuk itu, aksi di jalanan, menurut Vera, bukanlah tempat yang sesuai untuk anak-anak, terutama mengingat banyaknya resiko terhadap keamanan dan keselamatan anak-anak itu sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com