Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2017, 15:08 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

KOMPAS.com – Masyarakat Indonesia sepertinya sudah tidak asing lagi dengan berbelanja. Bahkan, terkadang apa yang dibeli ini sebenarnya bukanlah kebutuhan, tetapi kebiasaan untuk membeli suatu produk karena diskon atau lapar mata.

Menurut seorang psikolog klinis, Dra A Kasandra Putranto, Psikolog, belanja bisa membuat seseorang menjadi adiktif.

“Penelitian menyebutkan bahwa dopamin dan endorfin (zat yang diproduksi dalam otak) yang rendah bisa membuat seseorang kecanduan saat belanja,” ujarnya dalam pembukaan acara #Shopalogic Fashion Fair di Mall Taman Anggrek Jakarta, Kamis (2/3/2017).

Dia melanjutkan, orang yang adiktif berbelanja ini tandanya tidak dapat mengendalikan dirinya.

“Secara organik, kegiatan belanja ini melepas kontrol diri kita sehingga ketika penat dan stres, hal yang membuat hati senang adalah belanja,” tambahnya.

Akibatnya, banyak orang yang ketergantungan dengan belanja karena terbiasa selalu membeli dari lahir hingga dewasa.

“Perilaku yang terbentuk sejak lama ini harus segera dirubah. Caranya adalah dengan mengendalikan perilaku diri sendiri dan memperbaiki kinerja otak,” jelasnya.

Kasandra juga berpesan, jangan sampai belanja membuat Anda menjadi shopaholic. Oleh karena itu, gunakan logika Anda saat berbelanja agar tidak kecanduan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com