Masihkah Budaya Baca Buku Diterapkan Keluarga Modern?

KOMPAS.com – Kegemaran anak membaca buku semestinya dibangun dan dipupuk oleh orangtua semenjak buah hati masih berusia dini.

Umumnya, anak lebih menyukai buku bacaan yang banyak gambar.

Orangtua yang ingin agar anak-anak terus membaca buku meski minim dan tanpa gambar bisa mengajarkannya lewat cara membacakan buku sebelum tidur.

Namun, sayang sekali kenyataannya semakin sedikit orangtua yang membiasakan diri untuk membacakan buku pada anak.

Hal ini diungkapkan oleh survei yang dilakukan oleh yayasan non-profit, Harris Interactive, dan pusat ritel, Macy’s, asal New York, AS.

Hasil survei terhadap 1.000 keluarga di sejumlah negara di dunia mengungkapkan bahwa anak-anak lebih suka menonton televisi ketimbang baca buku.

Sebanyak 50 persen responden orangtua mengaku, anak-anak mereka lebih suka menghabiskan waktu dengan menonton televisi.

Survei juga menguak fakta bahwa hanya satu dari tiga orangtua yang masih menerapkan tradisi membacakan buku pada anak sebelum waktu tidur malam.

“Mendongeng atau membacakan buku membangun fondasi mental anak-anak yang berkaitan pada semangat si kecil untuk berhasil di masa depan,” jelas Carol H. Rasco, President dan CEO, Reading Is Fundamental.

Rasco mengatakan, buku bisa mengembangkan fantasi dan daya imajinasi anak.

Dua hal tersebut merupakan kunci kreativitas dan inovasi yang dibutuhkan anak-anak untuk menjadi cemerlang saat masa sekolah.

Dia menambahkan bahwa membaca buku juga bisa menjadi pendorong anak-anak untuk memiliki ambisi positif kala mereka sudah memasuki dunia kerja.