Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dr Baby Jim: Banyak Orang Tidak Kenal Seksualitasnya Sendiri

Kompas.com - 09/03/2017, 20:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Hingga kini, seksualitas dan reproduksi masih dianggap sebagai topik yang tabu untuk dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini membuat penyampaian edukasi kesehatan seksual dan reproduksi di masyarakat tersendat.

Dr Baby Jim Aditya Mpsi, Psikolog, seorang seksolog dan aktivis AIDS, berbicara kepada Kompas.com mengenai kesadaran dan keterbukaan orang Indonesia terhadap kedua topik tersebut saat ditemui di acara peresmian klinik Angsamerah, Jakarta, Sabtu (18/2/2016).

Menurut Dr Baby, masih banyak orang Indonesia yang tidak mempunyai pendidikan dasar mengenai seksualitas. Bahkan, masih banyak orang yang belum mengenal dirinya sendiri, terutama seksualitas dan ketertarikannya terhadap orang lain.

“Jadi, memang dengan minimnya pendidikan seksualitas dalam skala luas membuat orang jadi merasa satu-satunya yang benar adalah yang seperti dirinya,” katanya.

Dia mencontohkan, seseorang yang menyukai kopi, tanpa pengetahuan yang cukup, bisa menganggap orang lain yang tidak suka kopi aneh. Sama halnya dengan seksualitas, seorang heteroseksual seringkali menganggap orientasi seksual lainnya aneh.

Hal tersebut, dinilai Dr Baby, menyulitkan orang-orang yang tidak sesuai dengan pandangan heteronormatif tersebut.

“Hampir setiap hari kita melihat, pasien-pasien kita (klinik Angsamerah) menyimpan semuanya sendiri. Bahkan, orangtua kandung pun tidak tahu pergulatan emosi dan psikologis dengan semua dampaknya itu karena dia tidak bisa cerita dengan orangtuanya,” ucapnya.

Selain sikap heteronormatif tersebut, hal lain yang menjadi masalah adalah pendengaran selektif atau hanya mendengarkan hal yang ingin didengar.

Dr Baby mengatakan, demikian juga dengan memahami orang lain, kita hanya mau kalau orang tersebut sejalan dengan kita dan orang yang tidak sejalan atau seorientasi seksual dianggap bukan bagian dari lingkaran kita.

Hal-hal di atas membuat banyak orang menjadi ragu dan merasa takut untuk mendapatkan bantuan kesehatan yang dibutuhkannya.

Terutama untuk wanita, Dr Baby menambahkan, mereka seringkali ditanya mengenai status pernikahan ketika datang untuk memeriksakan kesehatan seksual dan reproduksinya dan dihakimi bila menjawab belum menikah.

Menyadari hal tersebut, Angsamerah berusaha untuk melakukan pendekatan yang berbeda.

Felix Neunschwander, Project Manager of Partnership Division Angsamerah, berkata bahwa semua anggota klinik tersebut dilatih cara berkomunikasi yang tidak terkesan menghakimi atau menggurui.

“Pertanyaan-pertanyaan yang sensitif seperti status pernikahan atau riwayat menjual atau membeli seks hanya ditanya bila ada relasinya dan diterangkan kepada pasien kenapa hal ini ditanyakan,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com