Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepuluh Persen Perkawinan Berakhir Perceraian

Kompas.com - 15/07/2008, 19:57 WIB

JAKARTA, SELASA - Sepuluh dari seratus perkawinan di Indonesia berakhir dengan perceraian. Angka ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Perceraian ini terjadi karena berbagai penyebab, mulai dari cemburu, poligami, bahkan perceraian karena perbedaan pandangan politik yang jumlahnya semakin meningkat.

"Tingginya angka perceraian di Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini, memang sangat memprihatinkan. Dan yang lebih menyedihkan lagi, perceraian itu terjadi dikalangan mereka yang baru berumah tangga," ujar Dirjen Bimas Islam Departemen Agama Nasaruddin Umar, di Jakarta, Selasa (15/7).

"Bila angka perceraian di masyarakat terus mengalami peningkatan, ini menjadi bukti kegagalan dari kerja Badan Penasehat pembinaan Pembinaan Pelestarian Perkawinan, " ujarnya.

Menurut Nasaruddin, penyebab perceraian tersebut antara lain karena ketidakharmonisan rumah tangga mencapai 4 6.723 kasus, faktor ekonomi 24.252 kasus, krisis keluarga 4. 916 kasus, cemburu 4.708 kasus, poligami 879 kasus, kawin paksa 1.692 kasus, kawin bawah umur 284 kasus, penganiayaan dan kekerasan dalam rumah tangga sebanyak 916 kasus.

"Suami atau isteri dihukum lalu kawin lagi 153 kasus, cacat biologis (tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis) 581 kasus, perbedaan politik 157 kasus, gangguan pihak keluarga 9.071 kasus, dan tidak ada lagi kecocokan (selingkuh) sebanyak 54.138 kasus," katanya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com