Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Help... Kami Butuh Konselor!

Kompas.com - 23/08/2008, 11:00 WIB

Banyak yang sudah mendengar tentang profesi konselor perkawinan ini tapi mungkin sedikit yang mengetahui apa tugasnya. Konselor perkawinan jelas mengurusi relasi antar suami istri, terutama bila terjadi permasalahan. Awalnya, seorang konselor akan melakukan assessment dan analisis permasalahan, menemukan sumber permasalahan, mencari solusi dengan mempertimbangkan kemampuan para individu yang terkait, mempertimbangkan dukungan yang mungkin mereka peroleh, baik dari pihak keluarga maupun dalam kaitan dengan kehidupan sosial dan kondisi keuangan mereka. Jadi, seorang konselor akan memberikan saran-saran yang dirasa berimbang untuk semua pihak.

MEMILIH KONSELOR

Bagaimana memilih konselor perkawinan yang tepat? Pilihlah konselor yang setidaknya memiliki pendidikan formal dalam bidang konseling perkawinan. Dr. Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, seorang konselor perkawinan menyatakan, "Tidak ada salahnya menanyakan latar belakang pendidikan konselor yang bersangkutan. Setidaknya, pilihlah mereka yang mengikuti pendidikan dari universitas yang terakreditasi dan tidak ada salahnya menanyakan kasus-kasus perkawinan yang pernah mereka tangani. Calon klien punya hak untuk menanyakan akreditasi dari konselor yang bersangkutan. Bila perlu, tanyakan apakah mereka memiliki izin praktik yang dapat di-cross check melalui himpunan organisasi profesi seperti Himpunan Psikologi Indonesia."

Kadang-kadang masalah perkawinan tak bisa dilepaskan dari akidah agama. Misalnya saja istri atau suami yang selingkuh, dimana dalam ajaran agama apa pun dilarang. Bila masalahnya ini, konselor perkawinan memang sering juga diminta oleh lembaga agama dengan maksud melakukan integrasi konseling perkawinan dan agama.

Tentang apakah konselor lebih baik yang sesama jenis atau berlawanan jenis, Monty menegaskan bahwa semua tergantung pada kenyamanan pihak pengguna jasa. Monty hanya mengatakan, "Jika sesama jenis besar kemungkinan memperoleh sudut pandang yang sama dari gender yang sama, walaupun hal ini tidak merupakan jaminan, karena pada dasarnya seorang konselor harus bertindak objektif dan tidak dilandasi perbedaan gender."

BUKAN OBAT INSTAN

Mencari solusi terbaik dengan bantuan konselor perkawinan patut dihargai. Seperti halnya wasit yang berada di luar lapangan, konselor bisa memberikan solusinya dengan sikap jernih karena dia tidak terlibat langsung di "lapangan". Namun seperti halnya setiap proses "penyembuhan", tidak ada satu pun metode terapi yang dapat menjamin. Begitu pun pada konsultasi masalah perkawinan.

"Yang pernah selingkuh, tentu tidak bisa ditanggung tidak selingkuh lagi."

Yang lebih utama adalah mengupayakan yang terbaik. Mengembalikan lagi ke masing-masing pihak tentang hakikat berumah tangga sehingga setiap konflik bisa diminimalisasi bila masing-masing pihak mau kembali pada nilai komitmen. Yang penting lagi, sesi konseling akan berjalan efektif bila pasangan juga diajak turut serta. Ibaratnya "all out" sehingga masing-masing pihak tahu apa yang harus dibenahi. Bila ditunda, risiko perpecahan berpeluang terjadi.

(Santi Hartono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com