Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membesarkan Si Upik dan Si Buyung, Sulit Mana?

Kompas.com - 04/10/2008, 08:54 WIB

Banyak orangtua yang merasa membesarkan anak perempuan lebih mudah ketimbang anak laki-laki. Sebenarnya cuma stereotip atau kenyataan? "Memang ada perbedaan dalam pola asuh anak laki-laki dan perempuan sejak mereka lahir. Namun, perkembangan otak mereka juga berbeda dan ini berpengaruh pada sikap dan kelakuan mereka," kata Leonard Sax, M.D, penulis buku Boys Adrift. Untuk membuktikannya, simak penjelasan berikut ini.

Displin
Dalam hal kedisiplinan, anak laki-laki ternyata lebih sulit menurut bila dibandingkan dengan anak perempuan. Salah satu penyebabnya adalah karena sejak lahir perkembangan indera pendengaran anak laki-laki tidak sebaik anak perempuan. Si upik lebih sensitif dalam mendengar frekuensi suara, selain itu pusat bahasa di otak anak perempuan berkembang lebih cepat ketimbang si buyung.

Tak heran bila si upik lebih cepat merespon perintah-perintah, seperti, "jangan begitu", atau "taruh gelasnya di meja". Sebaliknya, anak laki-laki cenderung lebih impulsif dan kurang suka diperintah. Selain itu, anak laki-laki lebih banyak memiliki "masalah", misalnya saja hiperaktif, tak bisa memusatkan perhatian, masalah dalam merespon sensorik, dan sebagainya. Anak laki-laki juga biasanya butuh penyaluran energi dan agresi, sehingga mereka cenderung tak bisa diam.

Keamanan Fisik
Secara umum, anak laki-laki lebih agresif dan ribut. Melakukan sesuatu yang beresiko dan menantang oleh otak mereka digolongkan sebagai hal menyenangkan. Banyak orangtua yang harus mengawasi anak laki-lakinya saat bermain atau mereka perlu menyediakan banyak perban di rumah.

"Tapi biarkan mereka bereksplorasi, meski harus sedikit cidera, karena kegiatan itu akan membangun karakter, kepercayaan diri, dan ketahanan," kata Windy Mogel, Ph.D, penulis buku The Blessing of a Skinned Knee. Anak laki-laki secara alamiah memang pribadi yang suka mengambil risiko sehingga mereka harus agak direm sedikit. Sebaliknya dengan si upik, mereka harus didorong untuk lebih berani.

Komunikasi
Sejak lahir, bayi perempuan lebih tertarik pada warna dan tekstur seperti wajah manusia. Sedangkan bayi laki-laki lebih menaruh perhatian pada pergerakan. Dengan kata lain, orientasi si upik lebih kepada orang, sedangkan si buyung, pada tindakan (action). Karena si upik lebih suka memerhatikan raut muka, mereka pun jadi lebih pintar membaca bahasa tubuh, seperti ekspresi dan intonasi. Kemampuan bahasa anak laki-laki tak cuma lebih lambat, mereka juga kesulitan menghubungan kata-kata dengan perasaan.

Kepercayaan diri
Membangun citra diri yang sehat adalah hal penting untuk semua anak. Namun karena orang masih melihat laki-laki sebagai gender yang penting, anak perempuan cenderung kurang percaya diri dan merasa tak aman. "Tirani baik dan sikap manis tanpa diduga membuat anak perempuan tumbuh sebagai orang yang punya prioritas untuk menyenangkan orang lain," kata Carol Gilligan, peneliti gender dan psikologis.

Budaya yang mengutamakan orang lain dan menaruh keinginan pribadi di belakang sebenarnya berbahaya untuk anak perempuan, kata Jenn Berman, penulis buku The A to Z Guide to Raising Happy, Confident Kids. Selain itu, penampilan fisik juga menjadi isu penting dalam menumbuhkan kepercayaan diri si upik. "Citra diri yang negatif mengenai penampilan seringkali berasal dari ibunya yang sering mengeluh tentang berat badan, diet dan olahraga," kata Berman.

Sekolah
Pada tahun-tahun pertama belajar di sekolah, anak laki-laki cenderung berada di belakang anak perempuan dalam hal pemusatan perhatian, kontrol diri, bahasa, dan kemampuan motorik. Menurut para ahli, area perkembangan otak upik dan buyung memang berbeda. Namun ada satu hal yang jadi kelemahan si upik, yakni pengetahuan ruang, seperti pelajaran geometri. Selain itu anak perempuan menggunakan bagian otak yang berbeda dengan anak laki-laki untuk memproses persepsi ruang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com