Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan Asupan Gizi Anak

Kompas.com - 25/11/2008, 19:58 WIB

JAKARTA, SELASA - Asupan gizi mempunyai pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak, khususnya berkaitan dengan kemampuan belajar, berkomunikasi, bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu orangtua harus memberi perhatian pada asupan gizi anak.

"Jajanan yang tidak sehat hanya membuat perut kenyang, tetapi kurang gizi. Jadi kalau ingin sehat dan pintar, kalian harus makan cukup, harus lahap, tiga kali sehari, jangan lupa sayur, lauk, buah-buahan dan susu," kata Guru Besar Ilmu Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) di hadapan murid-murid SD Negeri 08 Pagi Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (25/11).

Sebuah perusahaan yang memproduksi margarin, melalui visinya untuk menumbuhkembangkan anak Indonesia menjadi hebat, menerjemahkan visi tersebut dengan melakukan kunjungan sekaligus pengukuran indikator fisik di SD Negeri 08 Pagi Pancoran.

Pengukuran indikator fisik di SD tersebut telah dilakukan sejak Senin lalu. Hal itu dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah anak sekolah yang masih mengalami ketidakcukupan gizi, sekaligus memberi bantuan berupa edukasi gizi.    

Setelah dilakukan pengumpulan data, semua berat dan tinggi anak-anak tersebut dibandingkan dengan standar ukuran tinggi dan berat badan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk menentukan apakah anak tersebut masuk dalam golongan kecukupan gizi.

Dari 152 siswa yang menjalani pengukuran indikator fisik, Ali Khomsan yang membantu pengukuran tersebut menyimpulkan bahwa sebanyak 3,29 persen atau lima anak masuk dalam status kurang gizi berdasarkan berat badan dan usia (BBU).

Sebanyak 19,08 persen atau 29 anak masuk dalam kategori pertumbuhan pendek menurut tinggi badan dan usia. (TBU) Sedangkan sebanyak 4,83 persen atau tujuh anak masuk dalam status kurus menurut berat badan dan tinggi badan (BBTB).

"Pengukuran BBU dan BBTB mengindikasikan kekurangan gizi dalam jangka pendek, sedangkan pengukuran TBU mengindikasikan kekurangan gizi dalam jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecukupan gizi di SDN 08 Pagi Pancoran masih perlu mendapat perhatian," kata Ali Khomsan.

Artinya, jangankan di luar Jawa atau di daerah-daerah yang jauh dari Ibukota Jakarta, di tengah kota Jakarta saja, masih banyak anak yang mengalami gizi kurang.

Ali Khomsan menambahkan, pengukuran indikator fisik khususnya anak-anak di tingkat SD dan SMP masih jarang dilakukan, padahal untuk mendapatkan pertumbuhan maksimal, asupan gizi yang cukup harus terus dilakukan terutama pada usia SD.

"Di SD ini, pengukuran tinggi dan berat badan hanya dilakukan satu tahun sekali," kata Kepala Sekolah SD Negeri 08 Pagi Pancoran Jakarta Selatan, Hartini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com