Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mel Ahyar: Bercerita tentang Bumi lewat Fashion

Kompas.com - 06/05/2009, 15:03 WIB

KOMPAS.com — Tema "go-green" memang sedang menjadi perhatian dunia saat ini. Seperti tak mau ketinggalan untuk menunjukkan kecintaannya kepada bumi, perancang muda asal Indonesia, Mel Ahyar, menunjukkan kepeduliannya lewat peragaan busana yang ia gelar pada Selasa (5/5) di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta kemarin.

Di bawah tajuk EarthVOLUTION, Imelda Ahyar, lulusan sekolah mode Esmod ini ingin berbagi cerita tentang cara pandangnya mengenai siklus bumi. Ketika ditanyakan mengapa ia berani mengeluarkan koleksi busananya di saat krisis ekonomi global seperti sekarang, Mel menantang kembali dengan menyatakan, mengapa tidak sekarang? Ia menambahkan, ”Peragaan busana dengan tema ini merupakan sesuatu yang ingin saya bagikan kepada para penikmat fashion. Bukan sesuatu yang komersial. Peragaan busana ini bukan untuk semua orang. Saya tak khawatir soal pasar. Saya yakin, banyak pasar yang punya cara pandang fashion yang berbeda. Ini adalah sesuatu yang ingin saya share, cara pandang saya terhadap dunia yang sedang berubah.”

Dengan waktu pengerjaan 3 bulan, dengan 17 pegawai, Mel menyelesaikan pakaian rancangan yang ia sebut sebagai nouvelle couture atau "gaya adi busana baru". Yang ia tonjolkan dalam koleksinya ini adalah perpaduan antara volume, struktur, dan konstruksi baru pada pola, teknik, dan gaya rancangan. Perjalanan perubahan bumi dari awal hingga harapan masa depan ia wujudkan dalam 35 rancangan yang terbagi dalam 4 babak, yakni;

Ice Era
Di babak ini, Mel banyak menggunakan warna-warna soft dan pastel, seperti hijau, baby blue, putih, dan merah muda. Tertulis dalam keterangannya bahwa pada babak pertama ini, Mel terinspirasi dari gaya pakaian zaman Baroque, rancangan longgar 20-an, hingga siluet pakaian masa kini. Dari warna-warni bening es, koleksi mengalir ke rancangan serba putih di atas bahan polos dengan detail patchwork bentuk bunga-bungaan yang mengalami distorsi bentuk.

Earth Begins
Layaknya warna bumi, yang diwakilkan oleh tanah, maka warna-warna hangat, seperti coklat dan merah muda banyak digunakan untuk menandakan kelahiran di bumi. Dikatakan oleh Mel, ketika ia memperkenalkan peragaan busana ini, ia menggunakan nouvelle couture, yakni adi busana yang ringan, diumpamakan sebagai musik yang easy listening. Bisa dicerna, dimengerti, dan mudah dinikmati. Di babak ini, Mel mengedepankan gaun-gaun mini, yang berstruktur tegas menggunakan korset, bervolume pada konstruksinya. Adapun untuk mempercantik tampilan, Mel menggunakan efek draperi, stitching, lipit, baik secara vertikal maupun horizontal.

Twister
Merupakan babak ketika bumi sedang mengalami masalah dan terguncang. Ketika alam sedang mengalami perubahan, masuk ke fase destruktif, tidak beraturan. Gaun-gaun dirancang dengan gradasi warna-warna gelap, seperti coklat dan hitam. Begitu pula dengan bahan-bahan yang digunakan, bersifat diskonstruktif, yakni dengan bahan linen kasar, seperti karung. Detail lipit dan draperi yang menjadi benang merah rancangan juga masih digunakan di sini, namun lebih bersifat tidak beraturan, tidak harmonis, tidak pula asimetris.

Mutant
Ketika bumi bertransformasi mencari keindahan baru, muncullah hal-hal yang ingin tetap hidup meski di ambang kehancuran. Perlunya beradaptasi dengan alam yang tersisa, meski tidak lagi ada terlihat keteraturan. Sepertinya dalam babak ini, Mel ingin mengatakan bahwa bahkan dalam bentuk yang tidak beraturan pun masih terdapat keindahan. Mel menyatakan, bahwa dari seluruh rancangannya, ini adalah babak yang paling ia senangi. Ia menyatakan bahwa ciri dirinya justru ada di dalam babak ini. Ia mengutamakan konstruksi yang didasarkan dari bustier yang memeluk tubuh. Mel menggunakan konstruksi yang tidak wajar dengan bentuk pinggul yang dibuat dengan tambalan digeser ke depan dan ke belakang, bahkan bustier yang digeser ke samping. Ada pula yang dilengkapi penutup kepala dan penutup wajah yang terbuat dari jala. Ia mencoba bermain dengan anatomi tubuh.

Peragaan busana ditutup dengan sebuah gaun putih yang diberi judul Fallen Angel, yang diumpamakan sebagai datangnya sebuah pengharapan baru akan penolong. Tercatat pula bahwa ia ingin membagi pandangannya tentang apa yang ia rasakan tentang evolusi bumi. Bahwa ketika bumi lahir, alam memberikan keindahannya. Ketika manusia hadir, alam dirusaknya. Harapannya, bahwa ketika kita kembali peduli pada alam, bumi akan kembali menampakkan kecantikannya. Peragaan busana ini didukung oleh make-up dari Shu Uemura, dan sepatu dari Fendy Wong yang memikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com