Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal-hal Sepele yang Berpotensi Membahayakan Kesehatan

Kompas.com - 12/07/2009, 14:15 WIB

KOMPAS.com — Home sweet home. Rumah adalah tempat berlindung dan melepas lelah. Namun, tahukah Anda bahwa rumah Anda juga merupakan tempat tinggal dari kuman-kuman penyebab penyakit? Ya, setidaknya 65 persen penyebab flu berasal dari rumah dan lebih dari setengah angka penyebab keracunan makanan juga terjadi di rumah. Segala hal yang kita lakukan di rumah setiap hari memiliki dampak yang sangat besar untuk kesehatan kita, baik dalam jangka waktu dekat, maupun panjang. Berikut adalah 6 kegiatan di rumah yang bisa menjadi penyebab Anda jatuh sakit:

1. Spons
Phillip Tierno, PhD, Kepala Bagian Imunologi Mikrobiologi dan Diagnostik Klinis di New York University Langone Medical Center, dan penulis buku The Secret Life of Germs menyatakan bahwa ruangan paling kotor di rumah semua orang adalah di dapur. Alasannya, di tempat inilah manusia biasa berinteraksi dengan jasad hewan di atas meja dan tempat cuci piring. Daging mentah bisa membawa bakter E.coli dan salmonela, di samping virus-virus dan bakteri lainnya.

Salah satu alat yang digunakan manusia untuk membersihkan rumahnya adalah spons. Spons amat membantu dalam mengeringkan daerah atau meja yang basah karena menyerap air sangat cepat dan efisien. Namun, ketika menjalankan tugasnya menyerap air, spons juga ikut menyerap bakteri, termasuk E.coli dan lainnya. Ini adalah benda terkotor yang ada di rumah, termasuk kain atau lap yang ada di rumah.

Semakin Anda berusaha membersihkan meja makan atau meja tempat menyiapkan makanan menggunakan spons, semakin banyak bakteri yang Anda sebarkan di rumah. Spons biasanya dibiarkan begitu saja di suatu mangkuk atau wadah tertentu dalam keadaan basah, dan ini menjadi tempat tinggal dan berkembang yang nyaman bagi para mikroba. Belum lagi jika Anda menggunakan spons yang sama untuk membersihkan piring, kulkas, hingga meja makan.

Untuk mencegah makin berkembangnya kuman di rumah Anda, disarankan untuk mencelupkan spons ke dalam larutan pemutih dan air sebelum digunakan untuk mengelap meja atau apa pun. Ini adalah saran termurah dan termudah. Selain itu, pastikan juga setelah digunakan, taruh spons di atas benda yang bisa menyaring airnya keluar, jangan diletakkan dalam wadah berisi air, biarkan mengering. Udara dan tempat yang kering bisa membunuh kuman dan bakteri. Salah satu cara lain untuk membunuh bakteri adalah dengan memasukkan spons ke dalam sebuah wadah tahan panas berisi air, lalu panaskan dengan microwave selama semenit. Panas akan membunuh bakteri hingga ke lubang-lubang di dalam spons.

2. Vakum
Pembersih vakum konvensional dimaksudkan untuk mengangkat debu yang cukup terlihat dengan kasat mata. Namun, partikel-partikel kecil debu yang bisa melayang keluar dari pori-pori vakumlah yang patut dikhawatirkan. Meski setelah membersihkan lantai dengan vakum akan membuat lantai terlihat lebih bersih, debu-debu kecil kasat mata tadi masih tersisa dan memicu alergi dan asma. Kebiasaan membersihkan debu dengan pembersih vakum menyebabkan partikel kecil ini terbebas di udara dan baru akan kembali lagi setelah berjam-jam.

Solusinya, carilah vacuum cleaner dengan filter high efficiency particulate air (HEPA). Tak seperti pembersih vakum kebanyakan, filter HEPA mampu menahan partikel terkecil agar tak keluar lewat lubang-lubang pori-pori.

3. Tidur dengan bantal dan matras
Secara umum, rata-rata manusia meninggalkan 1,5 juta sel kulit mati per jam dan mengeluarkan cairan tubuh setidaknya 1 kwart per hari, meski tidak melakukan apa pun. Kulit-kulit mati ini berakumulasi di bantal dan kasur menjadi makanan enak bagi para kutu-kutu kecil.

Setiap 10 tahun, kasur akan terasa 2 kali lebih berat dari berat awal karena akumulasi dari rambut, cairan tubuh, rambut hewan, kulit mati, jamur, spora, bakteria, zat kimia, serat, kutu debu, serangga, dan lain-lainnya. Setelah 5 tahun, 10 persen dari berat bantal Anda adalah kutu-kutu debu. Inilah yang terhirup oleh Anda saat tertidur. Di atas benda apa yang Anda tiduri, itu bisa berpengaruh terhadap alergi atau asma Anda.

Solusinya? Karena kita masih harus tidur menggunakan bantalan empuk, maka saran yang bisa dilakukan adalah dengan menutup bantal dan kasur dengan seprai tebal atau berlapis. Ini perlu dilakukan agar mencegah penyakit tertimbun di kasur dan bantal Anda. Disarankan pula untuk mencuci seprai setiap satu minggu sekali dengan air panas antara 55-65 derajat celsius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com