Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

White On White: Tenunan Perjalanan Obin

Kompas.com - 26/08/2009, 15:23 WIB

KOMPAS.com - Warna putih seringkali dipandang sebelah mata. Sebagai warna yang tak memiliki "karakter", melainkan sebagai warna yang mendasar ataupun menjadi komplemen untuk warna lain. Tetapi tidak bagi Josephine W. Komara, yang akrab dipanggil Obin. Perancang, sekaligus pendiri BIN House ini sudah mengeksplorasi warna putih sejak 10 tahun lalu sebagai warna utama yang cantik.

Sebagai bagian dalam acara peresmian pembukaan gedung Sampoerna Strategic Square, Senin (25/8), BIN House menyelenggarakan pameran instalasi kain bertajuk White On White (WOW). Pada hari itu, Obin menjelaskan, bahwa pameran ini merupakan sebuah presentasi dari sekian lama eksplorasinya mencari teknik merangkai putih di atas putih.

"Setidaknya lebih dari 10 tahun Obin pertama kali mencoba berkreasi dengan warna putih. Banyak orang berpikir bahwa putih bukanlah warna, padahal putih pun bisa menjadi klasik dan cantik. Obin menggunakan benang putih di atas kain putih dan membuatnya menjadi sebuah karya yang sangat tak biasa," terang Airlangga Syah M. Komara, Development Manager BIN House di sela-sela konferensi pers.

Obin mengeksplorasi kain dan benang putih menjadi suatu kesatuan yang cantik dan menarik. Ia bereksperimen dengan kain dan benang putih yang menggunakan beragam teknik dan cara. Dari tenunan sulam, pewarnaan, bordir, patchwork, proses batik, tenun, dan masih banyak cara lain. Bahkan dalam satu kain ia bisa menggunakan campuran lebih dari 3-4 cara pemrosesan kain hingga menciptakan sebuah tampilan yang one-of-a-kind. Anda baru bisa melihat indahnya hasil kreasi handmade ini ketika melihatnya dari dekat atau dengan efek sinar yang mengkontraskan warna benang-benangnya.

Setidaknya terdapat 300 ragam kain yang diperagakan Obin di acara pameran yang akan berlangsung dari 26 - 31 Agustus 2009 di Sampoerna Strategic Square ini. Ia merangkai kain-kain kreasinya menjadi sebuah instalasi yang menyerupai gabungan awan-awan. Pada kain-kain tersebut diberikan efek sinar yang berbeda-beda, sehingga menyerupai karakter warna awan. Ada yang tebal, tipis, gelap/mendung, bersinar, dan terang. Selain bisa dinikmati di sana, koleksi kreasi Obin ini juga terangkum dalam buku yang diluncurkan pada saat yang bersamaan, bertajuk WOW. White On White.

Kecintaan Obin akan kain telah membawa namanya ke berbagai belahan bumi lain, seperti Jepang, Singapura, hingga Perancis. Kesuksesannya tersebut berangkat dari kecintaannya terhadap kain yang mendalam sejak pertama kali ia melihat indahnya kain di usia 20 tahun. "Barang pertama dan terakhir yang menyentuh kita berhubungan dengan kain. Budaya dan tradisi kita amat dekat dengan kain. Kain bisa menunjukkan kehormatan seseorang, tingkatan seseorang. Sayangnya, kecintaan kain mungkin sudah terpupus dari kota besar. Padahal kita marah ketika batik mau diklaim oleh negara lain. Namun, tak banyak dari kita mengenal arti dan makna dari kain masing-masing daerah kita sendiri," tutup Obin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com