Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus-Minus Pengharum Deodoran dan Spray

Kompas.com - 16/09/2009, 19:13 WIB

KOMPAS.com - Di pasaran beredar luas beragam produk untuk pengharum si "keti". Mulai jenis talk, deodoran, maupun spray. Bahkan tawas yang secara turun-temurun telah digunakan nenek moyang kita pun tetap digemari. Apa saja plus-minus aneka produk itu? Berikut penjelasannya.

Spray
Pengharum badan model spray lebih banyak digunakan kaum Adam. Konon, Louis XVI dari Perancis pun menggunakannya untuk mengharumkan tubuh tanpa mandi! Tetapi ada juga wanita yang menggunakan produk antiBB jenis ini.

Plus:
* Praktis, terasa segar di tubuh, selain tentu saja membuat badan wangi.

Minus:
* Mengandung komponen aluminium klorida yang dapat menyumbat pori-pori, sehingga keringat tidak bisa keluar.
* Pada orang-orang tertentu kandungan parfumnya bisa menyebabkan iritasi atau alergi.

Deodoran
Deodoran termasuk salah satu produk antiBB yang paling laris di pasaran. Hampir semua kalangan menggunakannya, tua, muda, laki-laki, perempuan.

Plus:
* Sangat mudah diserap oleh kulit dan tidak meninggalkan noda pada pakaian.
* Praktis, sekali usap langsung harum karena mengandung wangi-wangian untuk menghilangkan bau badan, dan  bahan-bahan kimia seperti triclosan atau alkohol yang membunuh bakteri penyebab bau badan.

Minus:
* Jika kandungan parfum tidak cocok dengan kelenjar keringat, bisa terjadi pembusukan, dan ketiak akan semakin bau.
* Ada yang berpendapat, penggunaan deodoran dengan antiperspirant (antikeringat) bisa menyebabkan munculnya kanker payudara. Alasannya toksin (racun) keringat justru tidak bisa keluar dan malah menumpuk, sehingga memicu munculnya kanker. Namun tidak semua ahli sependapat dengan teori ini.

Tip:
Jangan menggunakan deodoran saat sedang berkeringat, karena bisa menyebabkan ketiak semakin terlihat basah. Selain juga menimbulkan bau yang kurang sedap.

(Marfuah Panji Astuti/Tabloid Nakita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com